Presiden AS Donald Trump terancam dimakzulkan. Foto: AFP
Presiden AS Donald Trump terancam dimakzulkan. Foto: AFP

Donald Trump 90 Persen akan Dimakzulkan

Fajar Nugraha • 25 September 2019 20:55
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump 90 persen bisa dimakzulkan. Hal ini diperkirakan oleh pengamat hukum dari McLarty Associates, Steve Okun.
 
Menurut Okun, dirinya tidak akan terkejut bisa transkrip sambungan telepon kontroversial antara Presiden Trump dengan Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky tidak menjadi alasan utama pemakzulan Trump.
 
“Cara-cara yang dilakukan Trump seperti bukan dari dirinya. Tapi ini ada akumulasi tindakan mulai dari pembekuan bantuan, telepon dengan Presiden Ukraina hingga ke permintaan untuk menyelidiki anak Joe Biden,” ujar Okun, kepada telivisi CNBC, Rabu, 25 September 2019.

“Ini bukan proses hukum, ini adalah proses politik. DPR yang menentukan apa yang menyebabkan pemakzulan. Saya kira DPR akan memakzulkannya,” tuturnya.
 
Okun yakin bahwa 90 persen Trump akan kehilangan jabatannya sebagai Presiden AS. Tetapi dia melihat kemungkinan hanya 10 persen dia didakwa.
 
Menurutnya penyelidikan pemakzulan bukan hanya soal Ukraina saja tetapi ada enam isu pemakzulan yang berjalan bersama. Hasil kemudian masuk ke komisi hukum senat.
 
“Sementara penyelidikan bisa berjalan berbulan-bulan, tergantung proses politik. Ini tergangtung Gedung putih atau Trump ingin menahan informasi atau mereka memberikan transkrip secara penuh,” sebut Okun.
 
Trump dikabarkan menekan Presiden Zelensky untuk memeriksa Hunter Biden. Tekanan ini disertai dengan ancaman pembekuan bantuan militer bernilai jutaan dolar yang diutarakan Kepala Staf Trump, Mick Mulvaney.
 
Atas kasus itu, Ketua DPR AS Nancy Pelosi meminta enam ketua komite yang menyelidiki Trump untuk mengumpulkan bukti impeachment terbaik mereka dan membagikannya kepada Komite Hukum DPR AS.
 
"Tindakan presiden Trump mengungkapkan fakta yang tidak terhormat dari pengkhianatan sumpah jabatannya, pengkhianatan terhadap keamanan nasional kita dan pengkhianatan integritas pemilu kita," kata Pelosi.
 
"Karena itu, hari ini, saya mengumumkan DPR bergerak maju dengan penyelidikan pemakzulan,” jelasnya.
 
Pelosi selama berbulan-bulan telah menolak untuk melanjutkan penyelidikan pemakzulan terhadap Trump meskipun ada permintaan dari anggota  dari partainya untuk menyelidiki presiden. Dia menunggu laporan mantan Penasihat Khusus Robert Mueller III tentang campur tangan Rusia dalam pemilu 2016, dan tidak meminta pemakzulan setelah dia mengeluarkan temuannya.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan