Insiden terjadi, pada Rabu 24 Mei 2017, dan merupakan gertakan kontroversial kedua yang melibatkan pesawat AS dan Tiongkok dalam sepekan terakhir.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN,bahwa satu jet tempur Tiongkok terbang sekitar 200 meter di depan pesawat mata-mata AS P-3 dan mulai melakukan beberapa putaran.
Manuver tersebut dianggap tidak aman karena mereka membatasi kemampuan pesawat Angkatan Laut AS untuk terbang.
Komodor AL Gary Ross menegaskan bahwa tindakan jet Tiongkok memenuhi syarat sebagai "tidak aman dan tidak profesional". Namun dia mencatat bahwa AS terus meninjau fakta-fakta kejadian dan telah menyampaikan keprihatinannya melalui "saluran yang sesuai" dengan pemerintah Tiongkok.
"Pasukan AS beroperasi di kawasan Asia Pasifik setiap hari, termasuk di Laut Cina Selatan," kata Ross dalam sebuah pernyataan.
"Semua operasi dilakukan sesuai dengan hukum internasional dan menunjukkan bahwa AS akan terbang, berlayar, dan beroperasi di manapun hukum internasional mengizinkan," cetusnya, seperti dikutip Fox40 dari laporan CNN, Minggu 28 Mei 2017.
Tidak Sesuai Fakta
Tiongkok menyebut deskripsi AS tentang kejadian tersebut "tidak sesuai dengan fakta." Kementerian Pertahanan Tiongkok mengatakan bahwa operasi pesawat mereka "profesional dan aman" dan sesuai dengan hukum dan peraturan militer.
Kemenhan Negeri Tirai Bambu juga mendesak pejabat AS untuk "melakukan tindakan nyata demi memperbaiki kesalahannya" dan "menghindari kejadian serupa."
"Baru-baru ini, militer AS telah mengirim beberapa kapal dan pesawat untuk melakukan operasi di perairan dan wilayah udara yang menghadap Tiongkok, melanggar kedaulatan kami, dan membahayakan kehidupan personel garis depan dari kedua belah pihak," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
"Militer Tiongkok akan dengan tegas memenuhi tugasnya guna menjamin kedaulatan dan keamanan negara secara ketat," lanjut kementerian tersebut.
Perselisihan pada Rabu menjadi buntut insiden pekan lalu, di mana dua jet tempur Su-30 Tiongkok mencegat pesawat deteksi radiasi Angkatan Udara AS di atas Laut China Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News