Skandal berskala nasional ini melibatkan perusahaan minyak negara, Petrobas. Rousseff yang berada di bawah tekanan bertekad tidak akan membiarkan hal ini menghambat kemajuan Brasil.
"Kita tidak akan mengizinkan adanya kemunduran sosial dan demokratis yang sedang berjalan di negara kita semua ini," tegas Rousseff, yang diikuti tepuk tangan meriah pendukungnya, seperti dikutip AFP, Rabu (12/8/2015).
Dukungan ribuan wanita terjadi beberapa hari setelah sebuah survei menunjukkan Rousseff sebagai presiden Brasil paling tidak populer yang terpilih secara demokratis.
Rating Rousseff hanya berkisar delapan persen. Dua per tiga warga Brasil ingin Rousseff digulingkan.
"Saya akan terus bekerja untuk menghormati dan memenuhi mimpi kalian semua," tutur Rousseff, yang kembali menjadi presiden pada Januari lalu.
Rousseff diserang karena dituding terlibat skandal korupsi Petrobas. Dia menjadi dewan direksi Petrobas dari 2003 hingga 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News