Ini merupakan kunjungan perdana dari seorang presiden Mesir ke AS sejak hampir satu dekade terakhir.
Menyambut hangat sisi di Oval Office, Trump memuji kepemimpinan sang mantan jenderal dalam memperbaiki kondisi dalam negeri Mesir. "Anda memiliki seorang teman dan mitra hebat di AS, dan juga di dalam diri saya," ujar Trump kepada Sisi, seperti dilansir AFP.
Berbeda dari pendahulunya, Barack Obama, Trump tidak menyinggung mengenai aksi Sisi dalam menyingkirkan sejumlah rival politik dan aktivis hak asasi manusia usai menggulingkan kepala negara Mesir pada 2011.
Trump meyakini Mesir dapat menjadi mitra AS dalam mencapai dua tujuan: menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah dan melawan sejumlah grup teroris.
"Saya hanya ingin semua orang tahu bahwa kami berada di belakang Presiden al-Sisi -- dia telah melakukan pekerjaan hebat dalam situasi yang sangat sulit," kata Trump.
Israel Palestina
Terakhir kalinya seorang presiden Mesir ada di Gedung Putih adalah pada 2010. Ketika itu, Hosni Mubarak menghadiri dialog damai Timur Tengah bersama pemimpin Israel, Palestina dan Yordania.
Dalam hitungan bulan, Mubarak digulingkan dalam gerakan pemberontakan, seiring terjadinya Arab Spring di seantero kawasan.
Pada Februari, Trump bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mendeklarasikan dirinya tidak terikat oleh solusi dua negara atau two-state solution.
Two-State Solution adalah usulan membagi Yerusalem menjadi dua bagian, untuk Israel dan Palestina.
Ketika itu, Trump mengatakan dirinya terbuka untuk solusi satu negara tunggal jika itu dapat berbuah perdamaian. Tapi dia juga menyerukan kepada Israel untuk " sedikit menahan diri dalam membangun permukiman" di tanah Palestina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News