(kiri-kanan) Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, Sundar Pichai, dan Elon Musk hadir di Pelantikan Presiden AS Donald Trump. (Julia Demaree Nikhinson/GettyImages)
(kiri-kanan) Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, Sundar Pichai, dan Elon Musk hadir di Pelantikan Presiden AS Donald Trump. (Julia Demaree Nikhinson/GettyImages)

Pengamat: Miliarder Teknologi 'Bayar' untuk Datang ke Acara Pelantikan Trump

Riza Aslam Khaeron • 21 Januari 2025 16:01
Washington D.C.: Pada Senin, 20 Januari 2025, pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 menampilkan pemandangan yang tidak biasa.
 
Para miliarder teknologi seperti Elon Musk, Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, dan Sundar Pichai duduk di barisan depan, posisi yang lebih unggul dibandingkan banyak anggota kabinet Trump.
 
Langkah ini memunculkan spekulasi tentang pengaruh besar yang mereka miliki di bawah administrasi Trump.

Menurut laporan The Straits Times, kehadiran mereka menjadi simbol dramatis dari pergeseran hubungan Silicon Valley dengan Trump.
 
Setelah hubungan yang tegang pada masa jabatan pertama Trump, para miliarder teknologi ini terlihat berusaha membangun hubungan yang lebih dekat, terutama setelah mereka mengeluarkan dana besar untuk mendukung kampanye pemilu Trump.
 

Kritik tentang 'Bayar untuk Akses'

Dr. Andrew Selepak, profesor media dari University of Florida, menyebut fenomena ini sebagai "bayar untuk akses." "Mereka adalah individu-individu kaya yang pada dasarnya membeli akses, sesuatu yang akan mereka lakukan untuk setiap pemerintahan yang baru," ujarnya.
 
Ia menambahkan bahwa para miliarder  ini secara jelas menunjukkan wajah, nama, dan uang mereka untuk memastikan posisi mereka aman dalam administrasi baru.
 
Elon Musk, yang memberikan sumbangan hingga US$277 juta untuk membantu kampanye Trump, menjadi figur paling menonjol. Ia juga ditunjuk sebagai pemimpin "Departemen Efisiensi Pemerintah," sebuah unit baru yang bertujuan untuk mengurangi pengeluaran publik.
 
Musk sebelumnya mengubah platform X miliknya menjadi corong pro-Trump, menandai pergeseran besar dalam sikapnya.
 

Pengaruh dan Agenda Politik

Mark Zuckerberg, CEO Meta, juga menarik perhatian. Kehadirannya menimbulkan kontroversi karena sebelumnya ia mendapat ancaman hukuman penjara dari Trump terkait kebijakan moderasi konten Meta.
 
Namun, Zuckerberg baru-baru ini mengubah pendekatan perusahaannya dengan menghilangkan program pengecekan fakta di AS, yang dianggap sejalan dengan pandangan Trump.
 
Jeff Bezos, pemilik Amazon dan The Washington Post, juga menghadapi kritik karena menghalangi dukungan surat kabarnya terhadap Kamala Harris dalam pemilu 2024. Langkah ini memicu protes internal dan pembatalan langganan oleh banyak pembaca.
 

Reaksi dan Dampak

Kehadiran para miliarder  ini menimbulkan kritik tajam dari Senator Elizabeth Warren, yang menyebut bahwa "mereka bahkan mendapat kursi lebih baik daripada menteri kabinet Trump. Itu sudah cukup menjelaskan semuanya." Sementara itu,
 
TikTok CEO Shou Zi Chew, meskipun diundang, duduk di barisan belakang sebagai simbol ketidakpastian masa depan aplikasi tersebut di AS.
 
Para analis menyatakan bahwa kedekatan para pemimpin teknologi dengan Trump dapat membawa implikasi besar. "Ini adalah strategi untuk mendapatkan keuntungan dari kontrak pemerintah dan menghindari regulasi antitrust yang membayangi," tulis AFP.
 
Baca Juga:
5 Miliuner Teknologi Hadir di Pelantikan Presiden AS Donald Trump

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan