Jajak pendapat di Washington menunjukkan mayoritas warga Amerika inginkan penyelidikan terhadap hubungan Trump dan Rusia (Foto: AFP).
Jajak pendapat di Washington menunjukkan mayoritas warga Amerika inginkan penyelidikan terhadap hubungan Trump dan Rusia (Foto: AFP).

Warga AS Inginkan Penyelidikan Hubungan Trump-Rusia

Sonya Michaella • 16 Mei 2017 11:58
medcom.id, Washington: Baru sekitar empat bulan menjabat, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump seringkali membuat kontroversi mengenai sejumlah kebijakannya. 
 
Yang terbaru adalah Trump memecat Direktur FBI, James Comey di tengah penyelidikan FBI terhadap Rusia yang diduga ikut campur dalam pemilu AS tahun lalu dan berusaha memenangkan Trump.
 
 
Dilansir Reuters, Selasa 16 Mei 2017, sebuah jajak pendapat di Washington menunjukkan mayoritas warga Amerika, termasuk para anggota Partai Republik ingin adanya penyelidikan terhadap hubungan Trump dan Rusia.
 
Setidaknya, 59 persen orang dewasa di Amerika, 41 persen anggota Partai Republik dan 79 persen anggota Partai Demokrat berharap bahwa Kongres harus melakukan penyelidikan independen terhadap hubungan Trump dan Rusia. Jajak pendapat ini dilakukan setelah Trump resmi memecat Comey.
 
Bahkan, salah satu pendukung Trump asal Alabama menginginkan segera digelarnya penyelidikan independen terhadap Trump.
 
"Jika Comey tidak dipecat, mungkin kami akan merasa nyaman dengan penyelidikan mereka. Kekhawatiran kami adalah apakah Trump sedang mencoba untuk meminimalkan penyelidikan FBI," kata John Kremer, pendukung Trump.
 
Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen warga Amerika menginginkan seseorang di luar FBI dengan pengalaman yang terpercaya di bidang hukum untuk menggantikan Comey.
 
Belum reda pemberitaan soal pemecatan Comey, Trump kembali membuat kontroversi di mana dikabarkan bahwa ia membocorkan sejumlah rahasia negara kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Duta Besar Rusia untuk AS, Sergey Kislyak saat bertemu di Ruang Oval, Gedung Putih, pekan lalu.
 
Pertemuan Trump dengan dua pejabat Rusia itu digelar tertutup dan dilakukan sehari setelah dia memecat Comey.
 
Kabarnya, informasi yang dibocorkan Trump berkaitan dengan kelompok militan Islamic State (ISIS). Sesuai peraturan, informasi tersebut tidak memperbolehkan AS untuk menyampaikannya ke Rusia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan