Selain menewaskan 290 orang, longsor juga melukai 332 lainnya di kota Mocoa. Tanah longsor terjadi pada Jumat 31 Maret, setelah hujan deras menyebabkan tiga sungai meluap, yang kemudian memuntahkan material tanah, bebatuan, puing-puing, dan pepohonan ke Mocoa.
Mocoa adalah hunian bagi 70.000 jiwa, sekitar 45.000 di antaranya terkena bencana, menurut Palang Merah, seperti dikutip AFP, Rabu 5 April 2017.
Daerah paling terpukul dalam tragedi itu adalah areal permukiman miskin di Mocoa, yang penduduknya menderita selama perang saudara di Kolombia sejak lima dekade terakhir.
Otoritas Kolombia telah membuka penyelidikan untuk memastikan apa jenis "tindakan preventif dan korektif" yang seharusnya diambil demi mencegah bencana.
Sementara itu, penjarahan sudah menjadi masalah di beberapa kawasan terdampak longsor.
Pejabat lokal mendesak pemerintah supaya mengirimkan lebih banyak polisi dan tentara agar mengamankan wilayah tersebut dan mencegah penjarahan atas rumah-rumah yang kosong sesudah ditinggalkan.
"Apa saja (barang) yang tidak dihilang oleh longsor, sudah dilenyapkan oleh para pencuri," salah seorang yang selamat dari bencana, Juan Luis Hernandez, 33, bertutur kepada AFP di permukiman San Miguel yang hancur di Mocoa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News