"Penting bagi masa depan hubungan bilateral kami jika Anda mengembalikan Kamboja ke jalan pemerintahan yang demokratis," kata Trump dalam suratnya yang ditulis pada 1 November 2019 lalu.
Dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 22 November 2019, hubungan kedua negara makin menurun setelah AS berencana melawan Hun Sen. Trump dalam suratnya mengatakan ketegangan dalam hubungan itu buruk bagi kedua negara.
"Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menggarisbawahi kepada Anda bahwa Amerika Serikat menghormati keinginan berdaulat rakyat Kamboja, dan kami tidak mengusahakan perubahan rezim," imbuh Trump.
Namun, dia mendesak Hun Sen untuk mengevaluasi kembali keputusan tertentu yang diambil oleh Pemerintah Kamboja. Menurut Trump, itu berisiko pada stabilitas masa depan Kamboja.
Dalam suratnya, Trump juga menyinggung semakin dekatnya hubungan antara Kamboja dan Tiongkok, terutama di bidang pertahanan.
Para pengkritik menyebut Kamboja sebagai negara satu partai sejak Mahkamah Agung membubarkan oposisi, Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) pada 2017. Pembubaran ini sebagai langkah untuk membuka jalan partai berkuasa Hun Sen untuk memenangkan semua kursi di parlemen.
Hun Sen menuduh Amerika Serikat mendukung CNRP dan merencanakan 'revolusi warna' untuk menggulingkan pemerintahannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News