Dilansir dari laman BBC, Sabtu 4 Mei 2019, total 143 orang di pesawat Boeing 737 itu tidak ada yang mengalami luka serius. Pesawat tersebut, yang dioperasikan maskapai Miami Air International, diketahui terbang dari Guantanamo Bay di Kuba menuju sebuah pangkalan militer di kota Jacksonville.
Sejumlah penumpang menceritakan bahwa pesawat yang dinaiki mereka sempat kesulitan mendarat karena kondisi cuaca. Pesawat pun tergelincir ke Sungai St John.
Sedikitnya 20 orang di dalam pesawat tersebut mengalami luka ringan.
Cheryl Bornmann, salah seorang penumpang, mengatakan kepada jaringan televisi CNN TV bahwa momen "mengerikan" tersebut terjadi pada Jumat 3 Mei malam waktu setempat. "Pesawatnya seperti menghantam tanah dan memantul. Sudah jelas saat itu pilot tidak dapat menguasai sepenuhnya pesawat tersebut," ujar Bornmann.
"Setelah itu, kami tergelincir dan berada di air. Saat itu kami tidak tahu ada di mana, apakah sungai atau lautan," lanjut dia, mengaku sempat mencium aroma bahan bakar yang kemungkinan bocor ke wilayah sungai.
Wali Kota Jacksonville menuliskan di Twitter bahwa semua orang di pesawat tersebut "dalam kondisi hidup." Ia juga menyebut para kru sedang menangani kebocoran bahan bakar pesawat.
"Pesawatnya tidak tenggelam. Semua penumpang dan kru selamat," tulis kantor Sheriff Jacksonville di Twitter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News