Berbicara di Ruang Roosevelt, Gedung Putih, Washington, Rabu (24/6/2015), Presiden Barack Obama meminta pemerintahnya untuk tidak mengancam keluarga korban yang ingin membayar uang tebusan kepada grup penyandera.
Dalam beberapa tahun terakhir, Obama dikritik sejumlah warga atas kebijakan yang sama sekali tidak mau berkompromi dengan kelompok militan.
"Banyak keluarga korban penyanderaan berbicara kepada kami, dan berbicara kepada saya secara langsung, mengenai rasa frustrasi mereka terkait kebijakan pemerintahnya," ucap Obama, seperti dikutip BBC.
"Keluarga penyanderaan mendapatkan banyak masalah, termasuk ancaman diseret ke pengadilan (jika membayar tebusan). Menurut saya, hal itu benar-benar tidak dapat diterima," sambung dia.
Perubahan terjadi setelah melewati proses pengkajian ulang kebijakan AS, yang diminta setelah adanya serangkaian kematian warga AS di luar negeri dalam setahun terakhir.
Kenyataan banyaknya pemerintahan negara Eropa yang bersedia membayar uang tebusan kepada grup ekstremis telah membuat keluarga di AS frustrasi. Mereka juga ingin adanya mekanisme seperti itu.
Saat ini AS masih tidak mau bernegosiasi atau membayar tebusan kepada teroris, namun membuka peluang kepada keluarga korban untuk melakukannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id