Ia juga mengingatkan bahwa Korea Utara telah menjadi ancaman paling nyata terhadap perdamaian dan keamanan.
Menurut Mattis, salah satu penyebab rendahnya level kesiapan pasukan bersenjata AS adalah pembatasan anggaran militer semasa pemerintahan Barack Obama.
"Saya berhenti dari militer, tiga bulan setelah pembatasan anggaran diterapkan," kata Mattis, mantan jenderal angkatan darat, di Capitol Hill, Washington, Senin 12 Juni 2017.
"Empat tahun kemudian, saya kembali ke Kementerian (Pertahanan), dan saya terkejut melihat level kesiapan tempur kita. Tidak adanya musuh di lapangan lebih merusak kesiapan militer kita ketimbang pemangkasan anggaran," sambung dia, seperti dikutip AFP.
Mattis berada di hadapan Komite Angkatan Bersenjata untuk memberikan informasi tambahan mengenai proposal anggaran militer di bawah Presiden Donald Trump untuk 2018.
Ia menginginkan agar anggaran Kementerian Luar Negeri AS dipangkas, dan sebagai gantinya pendanaan Pentagon ditingkatkan secara signifikan.
Pentagon menyerukan anggaran pertahanan secara umum sebesar USD574 miliar, dengan tambahan USD65 miliar untuk pengeluaran tambahan semasa perang. Total dana yang diajukan Pentagon adalah USD639 miliar atau setara Rp8,4 kuadriliun.
Anggaran militer AS adalah yang terbesar di dunia. Nilainya jauh lebih besar dari anggaran gabungan militer tujuh negara.
Meski banyak anggota komite Partai Demokrat yang setuju dengan peningkatan anggaran Pentagon, namun hal yang dikhawatirkan adalah darimana uang itu akan didapat, seiring tekanan publik terhadap pemerintahan Trump untuk memangkas berbagai pajak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News