Santiago: Paus Franciskus menutup kunjungannya ke Chile, pada Kamis 18 Januari 2018. Ia akan menggelar misa terbuka di pantai, sebelum berangkat ke Peru pada perjalanan terakhir muhibahnya ke Amerika Selatan.
Khotbah paus pada misa bagi puluhan ribu jemaat yang diperkirakan hadir di Pantai Lobitos, dekat kota utara Iquique, fokus pada imigrasi.
Sekitar 1.800 kilometer utara ibu kota Santiago, kota ini menjadi daya tarik besar bagi imigran gelap dari negara-negara tetangga Chile yang lebih miskin, membantu mendorong ledakan ekonomi.
Lebih dari setengah juta warga asing terdaftar saat ini tinggal di Chile, 3 persen dari 17,5 juta penduduk di negara tersebut. Namun muncul kekhawatiran tentang meningkatnya imigrasi ilegal asal negara-negara miskin seperti Haiti dan Venezuela.
Setelah misa Kamis, paus berusia 81 tahun hendak bertemu korban kediktatoran bengis 1973-1990 Augusto Pinochet, sebelum terbang langsung ke Ibu Kota Peru, Lima, pada malam harinya.
Menurut AFP, Kamis 18 Januari 2018, demonstrasi melawan skandal pelecehan seks di Gereja dan serangan terhadap gereja menandai hari-hari awal kunjungannya ke Cile.
Paus merayakan misa di daerah bergolak di selatan Chile, pada Rabu 17 Januari 2018. Ia mengecam kekerasan dalam perjuangan hak-hak masyarakat adat. Hanya beberapa jam sesudah penyerang mengebom sejumlah gereja dan target-target lainnya.
"Anda tidak bisa meyakinkan diri-sendiri dengan menghancurkan orang lain. Karena ini hanya akan menyebabkan lebih banyak kekerasan dan perpecahan," kata Paus, berbicara di hadapan ribuan jemaat di sebuah lapangan terbang di Temuco, ibu kota wilayah selatan Araucania.
Paus kelahiran Argentina menyoroti konflik yang meluap antara negara bagian dan penduduk Mapuche, yang berabad-abad silam menguasai kawasan yang luas di Chile. Namun sejak lama telah terpinggirkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News