“Eropa sudah memiliki kesempatan untuk mendapatkan tahanan ISIS asal mereka, tetapi tidak ingin mengambil peluang itu. ‘Biarkan AS yang membayar’, kata mereka,” tulis Trump dalam Twitter, seperti dikutip AFP, Senin, 14 Oktober 2019.
“Pihak Kurdi mungkin akan membebaskan (tahanan ISIS) agar kami terlibat. Para tahanan itu mungkin saja mudah ditangkap kembali oleh Turki atau negara Eropa lainnya, tetapi mereka harus bergerak cepat,” ujarnya.
Sementara itu negara anggota Uni Eropa pada Senin, mengecam invasi Turki di Suriah. Tetapi mereka tidak menerapkan embargo senjata kepada Turki.
Sikap itu berbeda dengan cara memberikan sanksi terhadap Turki ketika Negeri Ottoman itu melakukan pengeboran di lepas pantasi Siprues.
“Uni Eropa mengecam tindakan militer Turki yang secara serius menganggu stabilitas dan keamanan di seluruh kawasan,” tegas pihak Uni Eropa, saat pertemuan para menteri luar negeri di Luksemburg.
Guna menghalau serangan Turki, kelompok Kurdi telah mencapai kesepakatan dengan Pemerintah Suriah untuk menghadapi invasi pasukan Turki. Perjanjian ini mengatur mengenai pengiriman pasukan Suriah ke wilayah yang berbatasan dengan Turki.
Pengumuman disampaikan Kurdi saat Amerika Serikat memerintahkan penarikan hampir semua pasukan daratnya dari Suriah.
Kurdi merasa seperti dikhianati AS, yang pernah bersama-sama menyatukan kekuatan untuk melawan kelompok militan Islamic State (ISIS) di Suriah. Mereka mengaku harus meminta pertolongan pemerintah Suriah karena telah ditinggalkan AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News