Kelompok non pemerintah yang berbasis di Amerika itu mengingatkan dalam laporan tahunannya tentang demokrasi bahwa, pihaknya melihat pola yang sama di negara lain di mana demokrasi akhirnya ditelan oleh otoriterisme.
“Bahaya terbesar datang dari fakta bahwa katahanan demokrasi Amerika bukanlah tanpa batas. Apalagi kalau ada presiden yang tidak banyak menghargai prinsip-prinsipnya,” kata Ketua Freedom House, Michael Abramowitz, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa, 5 Februari 2019.
Meskipun kelompok itu mengatakan peringkat kebebasan bagi Amerika menunjukkan bahwa dari standar global demokrasi di negara ini masih tetap kuat. Namun demokrasi Negeri Paman Sam telah melemah secara signifikan.
Dikatakan oleh Freedom House bahwa dari segi kedudukan demokrasi di Amerika setingkat dengan di Yunani, Kroasia dan Mongolia dan jauh di bawah demokrasi yang sudah mapan seperti di Jerman, Prancis dan Inggris.
Menurut Freedom House ada 68 negara yang mengalami penurunan dalam hak politik dan kebebasan sipil pada tahun 2018 dengan hanya 50 yang mencapai kemajuan. Kelompok mengatakan ini merupakan tahun ke-13 berturut-turut terjadi kemerosotan dalam kebebasan global.
Demokrasi Indonesia
Indonesia menurut Freedom masuk ke dalam kategori menengah. Dimana skor demokrasi di Indonesia berada di 64 dari nilai 100.
Freedom House melihat perkembangan demokrasi di Indonesia sangat impresif sejak kejatuhan Soeharto. Terutama dengan munculnya pluralisme dalam politik dan media yang dijamin kebebasannya serta menjalani transisi politik yang damai antar pihak.
Namun masih ada tantangan yang dihadapi oleh Indonesia termasuk, korupsi sistemik menjadi masalah yang terus berupaya diperangi oleh Pemerintah Indonesia. Selain juga kekisruhan antara kelompok minoritas serta ketegangan yang terjadi di Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News