Wakil Presiden Rosario Murillo menuduh demonstran yang dilabelinya sebagai "vampir" sebagai penyebab jatuhnya korban jiwa. Ia menegaskan pemerintah Nikaragua terbuka untuk berdialog damai.
Aksi kekerasan ini menjadi yang paling mematikan di Nikaragua sejak Presiden Daniel Ortega menjabat pada 2007. Protes meletus usai disahkannya aturan yang pada intinya mengurangi nilai dan manfaat pensiun di Nikaragua.
Kekerasan mulai terjadi pada Rabu kemarin, ketika sekelompok pensiunan turun ke jalanan di ibu kota Managua. Keesokan harinya, ribuan mahasiswa dan pekerja ikut berunjuk rasa.
Sedikitnya 100 orang terluka dalam bentrokan. Sepuluh korban tewas meliputi dua pengunjuk rasa dan seorang polisi. Seperti dilansir BBC, Sabtu 21 April 2018, kerusuhan berlanjut hingga Jumat malam di beberapa kota.
Wapres dan Ibu Negara Rosario Murillo melabeli para pedemo dengan "vampir", karena dinilai rela menghisap darah demi memberi makan agenda politik mereka.
Murillo menegaskan kesempatan "dialog tetap terbuka" dan "semua masalah siap dibicarakan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News