Guterres mengingatkan bahwa Idlib "tidak boleh dibiarkan menjadi kolam darah."
"Merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya pertempuran besar di Idlib," sebut Guterres kepada awak media di markas PBB di New York, Amerika Serikat.
"Serangan ke Idlib akan mengakibatkan mimpi buruk kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam konflik Suriah," lanjut dia, seperti dilansir dari kantor berita AFP.
Pernyataan disampaikan Guterres usai Rusia, Iran dan Turki bertemu pekan lalu untuk membicarakan Idlib. Turki menyerukan gencatan senjata di provinsi tersebut, namun Rusia dan Iran -- dua sekutu utama Suriah -- menolaknya.
Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB telah mendengar penjelasan dari Rusia mengenai Idlib. Moskow menjelaskan bahwa rencana serangan masif ke Idlib merupakan "operasi anti-terorisme" dan segala upaya akan dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dari masyarakat sipil.
"Tidak diragukan lagi operasi militer besar-besaran akan mengakibatkan bencana kemanusiaan," sebut Duta Besar TUrki untuk PBB Feridun Sinirlioglu kepada DK PBB.
"Serangan udara dan pengeboman akan memicu gelombang besar pengungsi dan risiko keamanan bagi Turki, seluruh Eropa dan benua lainnya," tambah dia.
Sementara itu pada Minggu 9 September, Suriah dan Rusia melancarkan serangan udara paling intensif terhadap sejumlah posisi pemberontak di provinsi Idlib
Grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menyebut serangan tersebut merupakan yang "paling keras dan mematikan" di Idlib sejak 10 Agustus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News