(Baca: Calon Senator AS Partai Republik Dituduh Lecehkan Remaja 14 Tahun).
Sebuah laporan Washington Post yang dipublikasikan, pada Rabu malam 15 November, menguraikan aduan Becky Grey dan Gena Richardson. Mereka pada akhir 1970-an bekerja di mal yang sama. Mal itu juga dikabarkan melarang Moore masuk setelah diisukan bahwa dirinya sudah mengganggu kedua wanita muda itu di sana.
Mereka menambah daftar wanita yang mengalami dugaan pelecehan seksual oleh Moore, mantan hakim yang ingin menduduki kursi Senat Alabama yang kosong ditinggalkan oleh Jaksa Agung Amerika Serikat, Jeff Sessions. Kontroversi tersebut mengguncang kontestasi Senat, satu bulan sebelum pemilihan khusus negara bagian. Sejumlah besar pengikut Republik di Washington meminta kandidat yang dikecam itu agar keluar dari pemilihan.
Cerita Gena
Gena Richardson berkata kepada Washington Post bahwa dia adalah siswa senior di sekolah menengah ketika Moore pertama kali mendekatinya di Gadsden Mall pada musim gugur 1977, tepat sebelum atau sesudah ulang tahunnya yang ke-18. Moore, ketika itu sekitar 30 tahun, menanyakan nomor teleponnya dan nama sekolahnya.
Richardson katakan, ketika dia menolak memberikan nomornya pada Moore, dia menelepon sekolah beberapa hari kemudian dan minta bicara dengannya. Ia dipanggil dari kelas trigonometri untuk menerima telepon di kantor kepala sekolah.
Richardson mengaku kepada Washington Post, dirinya berkencan dengan Moore karena awalnya dia merasa tersanjung. Tapi selama pertemuan mereka, pria itu mengantarnya ke tempat parkir yang sepi, dan mencoba menciumnya dengan lihai.
"Saya tidak pernah ingin bertemu dengannya lagi," kata Richardson, yang sekarang seorang dosen.
Kisah Becky
Gray, yang juga belum berbicara di depan umum, mengatakan bahwa dia berusia 22 dan bekerja di mal saat didekati Moore.
"Saya selalu mengatakan tidak, saya sedang berpacaran dengan seseorang, tidak, saya lagi menjalin hubungan," tepis Gray, mengingatnya sekarang.
"Saya pikir dia sudah tua saat itu. Siapa pun yang berusia di atas 22 tahun sudah tua." Gray menambahkan bahwa Moore tetap bersikukuh dan mengadukannya kepada manajernya.
Tuduhan baru di Washington Post hanya beberapa jam setelah seorang penuduh baru mengatakan kepada Al.com bahwa Moore meraba-raba dirinya saat berada di kantor hukumnya pada 1991. Wanita itu, Tina Johnson, menuturkan bahwa dia berusia 28 tahun saat itu, di kantor Moore bersama ibunya mengurus ihwal hukum.
"Dia terus mengomentari penampilan saya, mengatakan betapa cantiknya saya, betapa eloknya penampilan saya," kata Johnson. "Dia bilang mataku indah," cetusnya, seperti disitir Guardian, Kamis 16 November 2017.
Johnson mengatakan Moore bahkan merayu bahwa anak-anak perempuannya nanti akan secantik dia, dan mencolek bokongnya saat dia pergi.
Tidak mau mundur
Tim kampanye Moore tidak membahas tuduhan baru tersebut. Namun dengan keras membantah klaim yang diajukan oleh para penyerang lainnya.
Pada Rabu, Moore diwakili pengacaranya, Phillip Jauregui, dan ketua kampanyenya, Bill Armistead, menggelar konferensi pers di Birmingham. Di kesempatan itu dia berusaha mendiskreditkan para penuduh. Jauregui secara khusus menantang akun milik Beverly Young Nelson, penduduk Alabama berusia 56 tahun, yang pada Senin, menuduh Moore telah melakukan pelecehan seksual saat dia berusia 16 tahun.
Konferensi pers terjadi saat partai Republik negara bagian Alabama mengumpulkan panitia pengarahnya guna mengadakan pertemuan darurat mengenai jalur alternatif yang mungkin berkembang ke depan. Pejabat partai dilaporkan menimbang sebuah kampanye tertulis, sebuah pendekatan yang juga telah dianjurkan oleh pemimpin mayoritas Senat, Mitch McConnell.
Pada Selasa, McConnell secara terbuka menyatakan pandangannya bahwa Sessions, yang masih populer di negara bagian asalnya, harus melakukan kampanye tertulis jika dia bersedia meletakkan posisinya sebagai jaksa agung. Pemimpin Republik bahkan telah mengapungkan kemungkinan bahwa mereka akan bergerak mengusir Moore dari Senat jika dia memenangkan pemilihan lantaran muncul sejumlah tuduhan. Saat ini, sebuah jajak pendapat terbaru menyebut Moore membuntuti lawannya dari Partai Demokrat, Doug Jones, dengan 12 poin di tengah skandal tersebut.
Tepisan Moore untuk mundur dari kontes, terlepas dari desakan senada para anggota parlemen Republik yang terus berlanjut. Mereka memperingatkan bahwa dia harus melakukannya. Ketegangan jadi meningkatkan tekanan pada Donald Trump untuk mempertimbangkan masalah ini.
Namun presiden yang kembali ke Washington pekan ini dari tur 12 hari di Asia, mengabaikan pertanyaan di Gedung Putih, pada Rabu. Saat ditanya wartawan apakah Moore harus mundur atau apa Trump percaya kepada para penuduhnya. Trump juga menolak berkomentar terhadap tuduhan itu selama kunjungannya ke Asia. Mengatakan kepada wartawan bahwa dia sedang fokus dalam perjalanannya.
Ivanka Trump menjadi pejabat Gedung Putih pertama yang mengutuk Moore, pada Rabu. "Ada tempat khusus di neraka bagi orang-orang yang memangsa anak-anak," tutur Ivanka.
"Saya belum melihat penjelasan yang benar (dari Moore) dan saya tidak memiliki alasan untuk meragukan aduan korban," kata putri Trump dan penasihat seniornya. Tapi Ivanka tidak menyerukan Moore supaya mundur dari pemilihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News