Beberapa kali Trump menunjukkan rasa hormat yang mendalam terhadap Putin, sementara banyak pihak menuding adanya kedekatan dan komunikasi intens antara kedua pemimpin tersebut.
Seperti yang diketahui, Amerika Serikat merupakan negara yang berulang kali mempromosikan nilai demokrasi dan Rusia merupakan negara yang terkesan otoriter dibawah kepemimpinan Vladimir Putin.
Tentunya dugaan kedekatan Trump dan Putin menimbulkan rasa kekhawatiran di AS terkait campur tangan mantan KGB tersebut dalam pemerintahan dan pengambilan keputusan negara Paman Sam. Yuk kit tengok seberapa dekat mereka
Pertemuan dan Pujian Terhadap Putin
Sepanjang kampanye kepresidenan 2016, Donald Trump sering memberikan komentar positif mengenai Vladimir Putin. Ia menyebut Putin sebagai "pemimpin yang dihormati" dan menegaskan bahwa dirinya memiliki hubungan baik dengan pemimpin Rusia itu.Hal ini tidak hanya menimbulkan pertanyaan, tetapi juga kekhawatiran dari berbagai pihak yang menganggap pernyataan tersebut tidak lazim di tengah ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia.

Gambar: Trump dan Putin, Helsinki 2018. (AFP)
Pada tahun 2018, Trump dan Putin bertemu di Helsinki, Finlandia. Pertemuan ini diwarnai dengan banyak kritik dari berbagai kalangan, terutama karena Trump terkesan membela Rusia dan Putin atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016.
Trump menyebut pernyataan Putin lebih dapat dipercaya dibandingkan kesimpulan lembaga intelijen Amerika Serikat sendiri.
Setelah kemenangan Trump pada pemilu 2024, Putin kembali memuji Trump karena menunjukkan keberanian saat menghadapi percobaan pembunuhan di Pennsylvania pada Juli 2024.
Putin menyebut bahwa Trump bertindak dengan sangat berani dan layaknya 'pria sejati'. Selain itu, Putin menyatakan kesiapan Rusia untuk berdialog dengan Trump, yang menunjukkan adanya niat dari Rusia untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan AS di bawah kepemimpinan Trump daripada Joe Biden.
Kontroversi dan Dugaan Campur Tangan
Laporan dari investigasi FBI dan komite Kongres menunjukkan bahwa selama kampanye kepresidenan 2016, Trump dan timnya memiliki banyak kontak dengan pejabat Rusia, yang sebagian besar terkait dengan upaya untuk membangun saluran komunikasi langsung dan mendapatkan keuntungan politik dari keterlibatan Rusia.
Gambar: Dugaan Hubungan Tim Kampanye Trump dan Rusia. (Swalwell.House.gov)
"Setelah Hari Pemilu 2016, tim transisi Trump merespons campur tangan Rusia bukan dengan mendukung tindakan hukuman, melainkan dengan mengadakan serangkaian pertemuan rahasia dan komunikasi dengan perwakilan Rusia," tulis Tim Komite Kongres AS, Melansir New York Times, Tahun 2020.
Meskipun demikian, investigasi Mueller pada akhirnya tidak menemukan bukti bahwa kampanye Trump secara langsung berkonspirasi dengan pemerintah Rusia.
Selain itu, laporan Durham yang dirilis pada 2023 juga mengkritik pendekatan investigasi yang dilakukan oleh FBI terkait dugaan campur tangan Rusia.
Laporan tersebut menyoroti bahwa investigasi awal dilakukan dengan intelijen yang minim dan adanya bias tertentu yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
Namun, hubungan ini tetap memunculkan banyak kecurigaan tentang kedekatan politik antara Trump dan Kremlin.
Kecurigaan itu bertambah saat kampanye pemilu 2024, Trump menyatakan memiliki rencana yang "sangat spesifik" untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina, tanpa memberikan rincian yang jelas.
Ia mengklaim dapat mengakhiri konflik tersebut dalam waktu 24 jam jika terpilih kembali, tetapi tidak ingin membeberkan rencana tersebut agar tidak merusak negosiasi di masa mendatang.
Wakil Trump, JD Vance, mengungkapkan bahwa rencana tersebut mencakup pembentukan zona demiliterisasi antara Rusia dan Ukraina, dengan jaminan Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO. Rencana ini disebut lebih mendekati posisi Rusia daripada posisi Ukraina atau NATO.
Adapun beberapa individu dalam tim Trump yang akhirnya terkena masalah hukum terkait hubungan dengan Rusia.
Salah satunya adalah Michael Flynn, mantan Penasihat Keamanan Nasional Trump, yang harus mengundurkan diri setelah terbukti melakukan kontak dengan duta besar Rusia dan menyembunyikannya dari Wakil Presiden Mike Pence.
Kepentingan Bisnis dan Kedekatan Personal
Selain isu politik, Trump juga memiliki hubungan bisnis dengan Rusia. Salah satu contohnya adalah penjualan properti mewah kepada miliarder Rusia Dmitry Rybolovlev pada tahun 2008, yang mengundang kecurigaan lebih lanjut tentang kedekatan bisnis Trump dengan Rusia.Trump juga berulang kali memuji Putin bahkan setelah masa jabatannya berakhir. Dalam berbagai kesempatan, Trump menganggap Putin sebagai pemimpin yang cerdas dan memuji pendekatannya terhadap Ukraina.
‘Apakah Putin cerdas?’ Ya, Putin memang cerdas. Saya bahkan berpikir dia akan melakukan negosiasi. Saya berkata, 'Itu cara yang luar biasa untuk bernegosiasi, mengerahkan 200.000 tentara di perbatasan.'” ucap Trump, di acara kampanye di Georgia, Maret 2022.
Trump kemudian menambahkan bahwa Putin "melakukan kesalahan besar" ketika invasi Ukraina terjadi bulan Februari dan pasukan-pasukan tersebut bukan untuk negosiasi.
Bahkan setelah masa jabatannya sebagai presiden berakhir, Trump masih dipandang memiliki sikap yang berbeda terhadap Putin dibandingkan dengan para pemimpin AS lainnya.
Misalnya, laporan terbaru menyebutkan bahwa Trump berbicara dengan Putin beberapa kali setelah pemilu 2024, meskipun Kremlin membantah hal ini dan menyebutnya sebagai "fiksi murni".
Apakah Trump dan Putin Benar-benar Dekat?
Meskipun ada banyak laporan dan dugaan tentang kedekatan antara Donald Trump dan Vladimir Putin, hubungan keduanya tetap dipenuhi spekulasi.Dalam berbagai kesempatan, Trump juga sering mengkritik kebijakan AS terhadap Ukraina, menyebut bahwa pemerintah AS saat ini mendanai perang yang tidak memberikan keuntungan bagi Amerika Serikat.
Beberapa pihak menilai bahwa Trump menggunakan retorika positif tentang Putin untuk menunjukkan bahwa ia mampu membangun hubungan baik dengan Rusia.
Namun, fakta bahwa terdapat banyak komunikasi dan kontak antara kampanye Trump dan pejabat Rusia, termasuk diskusi kebijakan yang diduga menguntungkan Rusia, semakin menimbulkan kecurigaan mengenai seberapa dalam hubungan keduanya dan potensi pengaruhnya terhadap kebijakan yang diambil.
Sampai saat ini, hubungan antara Donald Trump dan Vladimir Putin tetap menjadi misteri yang menarik perhatian publik.
Meskipun beberapa bukti menunjukkan adanya kedekatan, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa kedekatan tersebut benar-benar berpengaruh besar terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat selama masa kepresidenan Trump.
Baca Juga:
Trump Minta Putin Tidak Tingkatkan Eskalasi Perang di Ukraina
Perang Rusia-Ukraina: Trump Ingatkan Putin AS Punya Banyak Pasukan di Eropa
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News