Petugas kesehatan melakukan simulasi karantina kasus Ebola di Slovakia - AFP/VLADIMIR BENKO
Petugas kesehatan melakukan simulasi karantina kasus Ebola di Slovakia - AFP/VLADIMIR BENKO

Ilmuwan dan Politisi Berdebat Soal Ebola

Willy Haryono • 27 Oktober 2014 12:17
medcom.id, Washington: Perdebatan virus Ebola antara politisi dan ilmuwan di Amerika Serikat berlanjut. Sebagian politisi beranggapan semua pekerja kesehatan yang datang dari Afrika Barat harus dikarantina, sementara sebagian ilmuwan menilainya sebagai langkah yang kurang tepat.
 
"Cara terbaik melindungi kita di AS adalah menghentikan wabah di Afrika, dan kita semua membutuhkan para pekerja kesehatan itu," ujar Dokter Anthony Fauci, Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.
 
"Kita tidak ingin membuat mereka merasa tidak nyaman, sehingga mungkin saja tidak mau pergi sebagai relawan," sambung dia, seperti dikutip Associated Press, Minggu (26/10/2014).

Kaci Hickox, perawat pertama yang dikarantina di bawah hukum baru negara bagian New Jersey, mengaku tidak nyaman. "Isolasi saya tidak berprikemanusiaan. Kita tidak bisa sembarangan membiarkan para politisi membuat keputusan terkait masalah kesehatan," ucap Hickox dalam wawancara telepon dengan CNN.
 
Gubernur New Jersey Chris Christie mempertahankan argumen bahwa karantina diperlukan untuk melindungi keselamatan publik, dan memprediksi "kebijakan tersebut akan menjadi kebijakan nasional dalam waktu dekat."
 
Sejauh ini, virus Ebola telah menewaskan lebih dari 4.900 orang. Sebagian besar korban tewas ada di Sierra Leone, Guinea dan Liberia di Afrika Barat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan