Sejumlah calon prajurit Saudi di AS akan tetap melanjutkan pelatihan teori di dalam kelas. Namun pelatihan operasional di lapangan akan dibekukan untuk sementara hingga ada keterangan lebih lanjut.
Mohammed Alshamrani, calon prajurit angkatan udara berusia 21 tahun asal Saudi, menembakkan senjata api di dalam kelas di markas militer Pensacola di Florida pada Jumat kemarin. Ia membunuh tiga pelaut AS dan melukai delapan orang, sebelum akhirnya ditembak mati petugas keamanan.
Wakil Menteri Pertahanan AS David Norquist memerintahkan agar kajian program pelatihan siswa asing diselesaikan dalam kurun waktu 10 hari. Kajian difokuskan pada proses seleksi siswa asing dalam menempuh pendidikan militer di AS.
Pentagon mengatakan kajian program pelatihan berlaku bagi calon prajurit asing dari semua negara. Namun pembekuan pelatihan operasional hanya berlaku bagi siswa Saudi.
Total jumlah siswa militer asing yang sedang menjalani pelatihan di AS berkisar 5000 hingga 5.100. Pentagon tidak menyebutkan secara detail jumlah siswa Saudi yang sedang menempuh pendidikan di AS saat ini.
Pertanyaan masih berkutat seputar motif Alshamrani, mengenai apakah ia beraksi seorang diri atau berkolaborasi dengan orang lain. Spekulasi berfokus pada adanya sejumlah rekan Alshamrani yang diduga merekam penembakan di Pensacola.
"Tujuan utama kami adalah mengonfirmasi apakah dia beraksi seorang diri, atau merupakan bagian dari jaringan tertentu," ujar agen khusus Biro Investigasi Federal (FBI) Rachel Rojas.
"FBI berusaha keras menentukan apakah ada ideologi tertentu yang mungkin turut menjadi faktor dalam serangan ini," lanjut dia.
Menurut laporan sejumlah media lokal AS, Alshamrani telah memutar video penembakan massal dan memperlihatkannya kepada sejumlah rekan saat sesi makan malam beberapa hari sebelum kejadian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News