Aktivis lingkungan menyalahkan hukum yang berlaku di bawah pimpinan Presiden Evo Morales. Aktivis menganggap pemerintah mendorong pembakaran hutan dilakukan untuk memperluas produksi pertanian, sementara pemerintah menegaskan kebakaran terjadi akibat cuaca kering dan angin.
“Dari kebakaran yang terjadi, 41 persen berada di kawasan hutan lindung dan 30 persen di hutan umum. Jumlah lahan yang terbakar hingga saat ini (sejak Mei) menjadi 1,7 juta hektar,” kata Chintia Asin menteri lingkungan hidup wilayah timur Santa Cruz pada pers, seperti dikutip AFP, Kamis, 5 September 2019.
Santa Cruz merupakan yang paling parah dilanda kebakaran di Bolivia sejak kebakaran terjadi pada Mei dan terus meningkat pada akhir Agustus. Pemerintah Bolivia baru-baru ini memberi wewenang kepada petani untuk membakar 20 hektar, yang diyakini menyebabkan ribuan kebakaran hutan.
Asin mengatakan bahwa selama hari-hari pertama September, lebih dari 751 kebakaran baru melanda. Sebagian besar di area hutan dan membuat pemerintahan Santa Cruz percaya bahwa faktor manusia telah mulai kebakaran untuk membersihkan lahan pertanian.
Dilain pihak, Pemerintah Bolivia melaporkan bahwa mereka berupaya memadamkan api melalui jalan darat dan udara.
Menteri Luar Negeri Diego Pary mengatakan bahwa pemerintah eksekutif telah menghabiskan USD11 juta untuk memadamkan api dan memiliki USD2 juta tambahan dari kerja sama internasional.
Sebuah super Tanker Boeing 747 yang mampu menampung 75.000 liter, helikopter, dan 4.000 petugas pemadam kebakaran, polisi dan personel militer disiapkan untuk memadamkan api.
Morales mengumumkan pada Rabu lalu bahwa dia mengharapkan kedatangan tiga helikopter berkapasitas 16.000 liter serta sebuah pesawat Rusia dengan kapasitas 5.000 liter.
Penulis: Fitri Nur Rizkyani
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id