Pengunjuk rasa anti pemerintah Venezuela melawan pihak kepolisian (Foto: AFP).
Pengunjuk rasa anti pemerintah Venezuela melawan pihak kepolisian (Foto: AFP).

Korban Tewas Bentrokan di Venezuela Bertambah Jadi 20 Orang

Fajar Nugraha • 22 April 2017 13:11
medcom.id, Caracas: Korban tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa anti-Pemerintah epolisian setempat terus bertambah. 20 orang dilaporkan tewas dalam kejadian ini.
 
Polisi anti huru-hara dan pengunjuk rasa bentrok di sebagian besar wilayah Ibu Kota Venezuela, Caracas. Pengunjuk rasa masih bersikeras dengan tuntutannya mendesak Presiden Nicolas Maduro untuk mundur dari jabatannya.
 
 
"Keadaannya seperti perang," ujar seorang pekerja konstruksi Carlos Yanez, seperti dikutip AFP, Sabtu 22 April 2017.
 
"Polisi melepaskan tembakan gas air mata, sementara warga sipil bersenjata melepaskan tembakan dari dalam gedung. Keluarga saya harus berlindung di lantai. Sungguh mengerikan," pungkas Yanez, yang berdomisili di lingkungan El Valle.
 
Petugas berwenang menyebutkan 11 orang tewas di wilayah El Valle. Delapan dari korban tewas dilaporkan terkena setrum ketika hendak menjarah tokoh roti, sisanya tewas karena luka tembak.
 
Hingga Jumat 21 April malam waktu setempat, makin banyak pengunjuk rasa dilaporkan terlibat kerusuhan di Caracas serta di Macuto. Polisi bersenjata lengkap pun muncul di wilayah tersebut.
 
Polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa di Palo Verde, Caracas. Sementara pihak keamanan terus berupaya melumpuhkan sekelompok pria menggunakan sepeda motor dan bersenjata lengkap memicu kepanikan.
 
Rumah sakit dievakuasi
 
Pihak oposisi menuduh pemerintah mengirim sekelompok preman untuk menyerang mereka. Ini ditunjukkan dalam sebuah video yang direkam pada Kamis 20 April malam waktu setempat. Video itu memperlihatkan sekelompok orang melemparkan bom molotov di jalan.
 
Kemudian, di salah satu rekaman menunjukkan seorang pengunjuk rasa yang melepaskan bom molotov ke arah mobil polisi. Mobil itu pun langsung dilalap api yang dihasilkan bom molotov.
 
Akibat kerusuhan yang terus menerus terjadi, 54 orang termasuk bayi yang baru lahir dievakuasi dari sebuah rumah sakit khusus ibu dan anak. Tidak diketahui apa alasan evakuasi tersebut.
 
Namun direktur rumah sakit, Rosalinde Prieto mengatakan bahwa evakuasi dipicu oleh rangkaian pembakaran sampah yang dilakukan pengunjuk rasa. 
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan