Menhan AS Mark Esper. (Foto: AFP/JOHN THYS)
Menhan AS Mark Esper. (Foto: AFP/JOHN THYS)

AS Pertanyakan Ancaman Turki soal Penutupan Pangkalan

Willy Haryono • 17 Desember 2019 15:10
Washington: Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper mengaku ingin mendapat penjelasan dari Ankara mengenai ancaman penutupan dua pangkalan militer milik AS di Turki. Kedua pangkalan tersebut berada di kota Incirlik dan Kurecik.
 
Minggu 15 Desember, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan menutup dua pangkalan tersebut saat berbicara di sebuah saluran televisi. Dua pangkalan AS itu berlokasi dekat perbatasan Suriah.
 
Angkatan Udara AS menggunakan pangkalan militer Incirlik untuk melancarkan serangan terhadap kelompok militan Islamic State (ISIS) di Suriah. Sementara pangkalan Kurecik adalah tempat berdirinya sebagai stasiun radar milik NATO.

Esper mengatakan kepada awak media bahwa dirinya perlu berbicara dengan Menhan Turki Hulusi Akar mengenai ancaman Erdogan. "Saya ingin memahami apa maksud sebenarnya, dan seberapa serius mereka," sebut Esper, dilansir dari AFP, Selasa 17 Desember 2019.
 
"Jika Turki serius mengenai hal ini, itu semua tergantung mereka. Turki adalah negara berdaulat, dan mereka memiliki hak penuh untuk menampung atau tidak menampung NATO serta pasukan asing," sambung dia.
 
"Saya rasa ini telah menjadi masalah aliansi, mengenai komitmen mereka (Turki) terhadap aliansi," ungkap Esper, merujuk pada keanggotaan Turki di NATO.
 
Ancaman menutup dua pangkalan militer AS terlontar usai AS menyinggung sanksi ekonomi terhadap Turki yang membeli senjata buatan Rusia. AS telah berulang kali mengimbau Turki untuk tidak membeli sistem pertahanan misil S-400 buatan Rusia.
 
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu juga telah menyinggung mengenai wacana penutupan kedua markas militer AS pekan kemarin. Merespons ancaman sanksi baru dari AS, Cavusoglu menegaskan bahwa penutupan kedua markas "dapat benar-benar dilakukan."
 
Erdogan telah berulang kali mengungkapkan wacana menutup dua markas militer AS di masa lalu. Biasanya wacana tersebut terucap saat Turki dan AS bersitegang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan