"Sejauh ini kami tidak melihat indikasi adanya sel teroris atau ancaman terkait serangan serupa," ujar kepala FBI James Comey saat di hadapan Senat AS, seperti dilansir AFP, Selasa (27/9/2016).
Ahmad Khan Rahami, tersangka dari pengeboman di New York yang melukai 31 orang pada 17 September, ditangkap dua hari setelah kejadian. Dalam tuntutan setebal 13 halaman, tim jaksa menjerat Rahami dengan empat tuntutan, termasuk pasal penggunaan senjata untuk penghancuran massal.
Selain serangan di New York, Rahami juga dijerat kasus penggunaan bom pipa di Seaside Park, New Jersey di hari yang sama. Rahami juga disebut telah menanam beberapa bom lainnya.
Rahami adalah warga naturalisasi AS yang lahir di Afghanistan. Ia diketahui pernah beberapa kali pergi ke Afghanistan dan Pakistan.
Jeratan pasal teror muncul setelah FBI menginvestigasi Rahami atas kasus terorisme pada 2014 setelah adanya pengaduan dari sang ayah. FBI tidak menemukan bukti adanya radikalisasi atau gerakan ekstremis terkait Rahami.

Ahmad Khan Rahami. (Foto: Union County Prosecutor's Office)
Comey mengatakan saat ini investigasi kasus terorisme di AS sedikit menurun, dengan sekitar 1.000 penyelidikan yang masih dalam proses.
"Saya berharap jumlahnya bisa terus turun, tapi belum bisa dibilang begitu saat ini," kata Comey.
Secara kontras, Comey menyebut jumlah orang yang meninggalkan AS untuk bergabung dengan kelompok militan Islamic State (ISIS) di Suriah dan Irak telah turun tajam.
"Biasanya ada delapan hingga 10 orang dari AS yang mencoba pergi ke kekhilafahan, tapi kini hanya ada satu atau tidak ada sama sekali dalam satu bulan," sebut Comey.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News