Trump dikritik banyak pihak, termasuk dari partainya sendiri, atas komentar kontroversialnya tersebut.
"Komentar itu menunjukkan sikap seorang warga Amerika yang ingin menjabat posisi puncak di negara ini terkait kesediaan untuk mendiskriminasi sebuah agama," kata Kerry dalam sebuah wawancara 'This Week with George Stephanopoulos."
Menlu juga mengkritik pernyataan Trump yang dianggap "bertentangan dengan konstitusi AS."
"Sepertinya pernyataan Trump dilontarkan tanpa mengedepankan jiwa dan nilai-nilai sejati serta semangat bertoleransi dari Amerika," tegas Kerry kepada pembawa berita ABC News, George Stephanopoulos.
Kerry juga mengkritik Trump yang seolah tidak mendukung terbentuknya perjanjian perubahan iklim COP21 di Paris pada Sabtu, yang telah ditandatangani 195 negara.
"Saya tidak yakin Anda bisa dipilih menjadi presiden AS jika Anda tidak mengerti isu perubahan iklim atau tidak mau berkomitmen terhadap kesepakatannya," ucap Kerry.
Jika presiden AS pada 2016 berasal dari Republik, maka ia memiliki kemampuan untuk membatalkan perjanjian COP21 melalui perintah eksekutif. Namun Kerry mengatakan warga AS tidak akan mau memilih presiden yang tidak memahami pentingnya perang melawan perubahan iklim.
"Saya rasa mereka tidak akan mau menerima pemimpin yang tidak mengerti ilmu pengetahuan dari perubahan iklim dan tidak bersedia berbuat apa-apa untuk menghadapinya," ungkap Kerry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id