Daftar itu termasuk "The Sixth Extinction", buku non-fiksi pemenang Hadiah Pulitzer karya Elizabeth Kolbert mengenai dampak perubahan iklim yang dibuat manusia, dan "Between the World and Me," sebuah eksplorasi pribadi mengenai kehidupan warga Amerika berkulit hitam oleh Ta-Nehisi Coates.
Seperti dilansir VOA Indonesia, Sabtu (15/8/2015), kedua buku itu menyentuh isu-isu yang menurut Obama merupakan prioritas-prioritas dalam tahun-tahun terakhirnya sebagai presiden.
Sebelumnya, bacaan musim panas Obama cenderung didominasi novel, barangkali untuk melarikan diri dari stres sebagai presiden. Namun tahun ini, seleksinya berimbang antara fiksi dan non-fiksi.
Buku-buku lain adalah "All That Is," novel dari James Salter; "All The Light We Cannot See," novel pemenang Hadiah Pulitzer karya Anthony Doerr; "The Lowland" dari Jhumpa Lahiri, dan "Washington: A Life," biografi presiden pertama Amerika George Washington yang ditulis Ron Chernow.
Obama mungkin menikmati salah satu bacaan musim panasnya Kamis ketika, menurut staf Gedung Putih, ia menghabiskan satu hari di pantai privat bersama keluarga dan para sahabat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News