Presiden AS Donald Trump (kiri) berbicara bersama jajaran perwira militer di Gedung Putih, Washington, 7 Oktober 2019. (Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)
Presiden AS Donald Trump (kiri) berbicara bersama jajaran perwira militer di Gedung Putih, Washington, 7 Oktober 2019. (Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

Trump Ancam Turki usai 'Restui' Invasi Ankara ke Suriah

Willy Haryono • 08 Oktober 2019 07:56
Washington: Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam Turki untuk tidak terlalu jauh dalam menginvasi negara tetangganya, Suriah, Senin 7 Oktober. Ancaman dilayangkan Trump satu hari usai Washington memberikan lampu hijau dan seolah membiarkan Ankara menginvasi Suriah.
 
AS menarik antara 50 hingga 100 "operator khusus" di wilayah perbatasan Suriah usai pengumuman mengejutkan dari Trump.
 
Ankara ingin milisi Kurdi YPG menjauh dari wilayah perbatasan Suriah, dengan mengatakan bahwa grup tersebut adalah perpanjangan tangan dari Partai Pekerja Kurdi (PKK).
 
Namun YPG adalah salah satu mitra utama AS dalam melawan kelompok militan Islamic State (ISIS) di Suriah. Meski begitu, AS mengaku tidak akan ikut campur dalam rencana Turki menginvasi Suriah.

"Turki akan segera melakukan operasi mereka ke Suriah utara. Pasukan AS, yang telah mengalahkan kekhilafahan ISIS di Suriah, tidak akan berada di sekitar area (operasi Turki)," ujar keterangan resmi dari Gedung Putih pada Senin 7 Oktober.
 
Pengumuman terbaru Trump kontradiktif dengan pernyataan Gedung Putih tersebut.
 
"Saya telah mengatakan kepada Turki bahwa jika mereka melakukan apapun di luar batas kemanusiaan, maka mereka harus bersiap menerima kehancuran ekonomi," tegas Trump, dikutip dari AFP, Selasa 8 Oktober 2019.
 
Meski mengancam Turki soal invasi, Trump menegaskan tetap ingin mengakhiri operasi militer AS di perbatasan Suriah. 
 
"Kami ingin memulangkan pasukan kami dari perang tak berkesudahan tersebut. Kami di sana sudah seperti polisi. Kami tidak perperang, tapi menjadi polisi," sebut Trump.
 
Sementara itu, seorang pejabat AS membantah bahwa Trump telah memberikan "lampu hijau" terhadap invasi Turki ke Suriah. Invasi Turki dinilai sejumlah pihak berpotensi membuat ribuan militan ISIS yang ditahan Kurdi YPG dibebaskan.
 
Merespons kekhawatiran tersebut, Turki menegaskan tidak akan membiarkan ISIS kembali bangkit di Suriah. "Turki akan terus berjuang melawan Daesh dan tidak akan membiarkannya kembali dalam bentuk apapun," kata juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, menggunakan akronim lain dari ISIS.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan