"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Kami sedang bersiap untuk yang terburuk," kata koordinator kemanusiaan regional PBB untuk Suriah, Panos Moumtzis, di Jenewa, seperti dikutip AFP, Senin, 7 Oktober 2019.
“Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang konsekuensi operasi, itu. PBB terus berhubungan dengan semua pihak di lapangan,” imbuhnya.
Tetapi dirinyaa menjelaskan bahwa kantornya tidak memiliki peringatan lebih lanjut tentang keputusan AS yang secara efektif meninggalkan Kurdi. Padahal selama in Kurdi merupakan sekutu utama Washington dalam pertempuran panjang melawan kelompok militan Islamic State (ISIS).
Moumtzis mengatakan prioritas PBB adalah untuk memastikan bahwa setiap rencana serangan Turki tidak menghasilkan evakuasi baru. Dirinya berharap akses kemanusiaan tetap tidak terhalang dan tidak ada batasan yang diberlakukan untuk kebebasan bergerak.
“PBB memiliki rencana darurat untuk mengatasi penderitaan warga sipil tambahan, tetapi harapan itu tidak akan digunakan," kata Moumtzis.
Turki telah mengirim bala bantuan ke perbatasan dalam beberapa pekan terakhir. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Senin bahwa serangan yang telah lama diancam bisa datang kapan saja tanpa peringatan.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan di Twitter bahwa Turki "bertekad untuk memastikan keberadaan dan keamanan negara kita dengan membersihkan teroris dari wilayah ini".
Dia merujuk ke SDF, atau Pasukan Demokrat Suriah, yang memiliki hubungan dengan militan Kurdi di Turki dan yang dianggap Ankara sebagai organisasi teroris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News