"Pengusiran 755 diplomat AS sangat mengada-ada dan tidak beralasan," sebut pernyataan dari Kemhan AS, seperti dikutip dari Guardian, Senin 31 Juli 2017.
Pengusiran ini diperintahkan langsung Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini merupakan respons agresif dari Putin terkait rencana penjatuhan serangkaian sanksi dari AS yang sudah diloloskan Kongres Negeri Paman Sam.
Putin menegaskan kesabaran Rusia sudah habis dalam menanti perbaikan hubungan dengan AS.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Rusia juga akan menutup fasilitas hiburan serta gudang milik AS di luar Moskow. Tujuan dari pemangkasan staf diplomatik AS, sebut Putin, adalah agar Washington merasa tidak nyaman terhadap perwakilannya di Moskow.
"Lebih dari 1.000 karyawan -- diplomat dan pekerja teknis -- bekerja di Rusia hingga saat ini; 755 dari mereka harus menghentikan aktivitasnya," tegas Putin.
Pengumuman terbaru merupakan langkah diplomatik terkeras dari Rusia sejak peristiwa serupa pada 1986, saat kejayaan Uni Soviet mulai memudar.
'Pengusiran' diplomat juga menandai perubahan signifikan dalam intonasi Rusia terhadap AS di bulan ini, saat Putin bertemu Presiden Donald Trump di KTT G20 di Hamburg, Jerman.
Ketika itu, keduanya sepakat meningkatkan hubungan bilateral.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News