Pria 72 tahun itu, mantan presiden dua periode, tiba di lantai atas penjara dengan menggunakan helikopter polisi. Para pendukung Lula di luar penjara merespons kedatangan dengan menyalakan kembang api.
Polisi antihuru-hara mencoba mengendalikan demonstran dengan menembakkan gas air mata. Delapan orang terluka dalam bentrok, termasuk satu yang terkena tembakan peluru karet.
Ini merupakan kekacauan terakhir dalam empat hari terakhir, setelah masyarakat Brasil sempat mempertanyakan apakah Lula dari Partai Pekerja itu akan dijebloskan ke penjara atau tidak.
Lula dinyatakan bersalah karena terbukti menerima apartemen mewah sebagai bentuk suap dari sebuah perusahaan konstruksi. Lula mengaku tuduhan yang dilayangkan kepadanya telah direkayasa.
Meski terjerat kasus, popularitas Lula masih memimpin dalam jajak pendapat untuk pemilihan umum presiden Oktober mendatang. Ia mencoba menunda vonisnya dalam serangkaian banding ke Mahkamah Agung.
Sabtu kemarin, dia sepakat untuk dibawa ke penjara. Namun ia kesulitan bergerak karena dihalangi para pendukungnya sendiri. "Jangan menyerah, tetaplah di sini Lula!" teriak salah satu pendukungnya.
Dikelilingi penjaga, Lula berhasil menembus demonstran dan berangkat ke Curitiba dari bandara Sao Paulo. Sebuah penjara mewah dalam standar Brasil -- termasuk kamar mandi pribadi dengan air hangat dan toilet -- menanti Lula di Curitiba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News