medcom.id, Washington: Sejak kontroversi Donald Trump yang melarang imigran dari Amerika Tengah dan Muslim masuk ke Amerika Serikat (AS), masalah ini terus menjadi sorotan.
Pemerintahan Presiden Barack Obama pun meminta agar imigran untuk tidak masuk ke AS secara ilegal. Tujuan Presiden Obama adalah agar mereka tetap berada di negara mereka, di mana mereka bisa aman dan makmur serta mendapat pendidikan yang baik.
Pimpinan Badan Perlindungan Perbatasan dan Imigrasi Amerika mengimbau warga Amerika Tengah agar tidak menempuh perjalanan berbahaya untuk masuk secara ilegal ke Amerika.
Selama kunjungannya ke Honduras, Komisaris Gil Kerlikowske mengatakan ia membahas isu-isu migran dengan delegasi pejabat Honduras termasuk ibu negara Ana Garcia.
"Kita sangat sepakat dengan pemerintah Honduras untuk membantu rakyat tinggal di negara mereka dan tidak melakukan perjalanan yang berbahaya ke Amerika," kata Kerlikowske, seperti dikutip VOA Indonesia, Sabtu (27/8/2016).
Arus migrasi umumnya dari negara-negara Amerika Tengah seperti Honduras, Guatemala dan El Salvador tiga negara dengan tingkat pembunuhan dan kemiskinan tertinggi di dunia.
Kerlikowske yang berkunjung ke sebuah pos polisi Kamis untuk melihat penahanan migran mengatakan pemerintahan Presiden Amerika Barack Obama ingin para migran aman.
Kerlikowske mengatakan "dari negara Amerika Tengah mana saja, kita ingin mereka tetap berada di negara mereka dimana mereka bisa aman dan makmur serta mendapat pendidikan yang baik. Itu adalah tujuan Presiden Obama".
Kontroversi Donald Trump
Calon presiden Donald Trump kembali menegaskan kebijakannya mengenai imigran gelap jika dirinya memenangkan pemilihan umum Amerika Serikat tahun depan. (Baca: Donald Trump: Imigran Gelap Harus Pergi dari AS https://www.medcom.id/internasional/amerika/Rkj20Egk-donald-trump-imigran-gelap-harus-pergi-dari-as).
Dalam beberapa kesempatan, Trump menyebut imigran gelap tidak mendapat tempat di Negeri Paman Sam dan harus angkat kaki ke negara asal. Jika terpilih jadi presiden, ia akan menghapus kebijakan DREAM Act yang diterapkan Presiden Barack Obama.
Trump sebelumnya melarang imigran khususnya dari Meksiko untuk tidak masuk ke AS. Dia bahkan berencana untuk membangun tembok tinggi agar mereka tidak masuk. Selain imigran Amerika utara dan tengah, Trump juga melarang imigran Muslim masuk ke Negeri Paman Sam.
Perubahan arah kebijakan Trump
Dalam beberapa kampanye, calon Presiden AS dari Partai Republik, mencoba untuk merengkuh kembali dukungan khususnya mengenai imigran. (Baca: Trump Pertimbangkan Ulang Kebijakan Usir Imigran Gelap https://www.medcom.id/internasional/amerika/4baXvdZN-trump-pertimbangkan-ulang-kebijakan-usir-imigran-gelap).
Tim kampanye dari Trump mengisyaratkan perubahan wacana salah satu kebijakan kontroversial terkait keimigrasian. Kubu Trump menyebut rencana mengusir sebelas juta imigran gelap di Negeri Paman Sam sedang dikaji ulang.
.jpg)
Donald Trump tolak keberadaan imigran (Foto: AFP)
.jpg)
Donald Trump tolak keberadaan imigran (Foto: AFP)
Miliuner properti itu menempatkan rencana kebijakan keimigrasian sebagai pusat perhatian dalam kkampanyenya. Sejumlah kritik menilai kebijakan Trump terkait imigran tidak manusiawi, terlampau menghabiskan biaya dan tidak masuk akal.
Manajer baru kampanye Trump, Kellyanne Conway saat ditanya apakah Trump akan tetap menjalankan "rencana deportasi" seperti yang ditegaskannya dalam beberapa kesempatan, Conway menjawab: "akan ditentukan nanti.
Sementara itu senator Jeff Sessions dari Partai Republik, teman dekat Trump, mengatakan dalam program "Face the Nation" CBS bahwa sang capres masih menelaah rencana deportasinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News