Menurut sumber-sumber pemerintah, sanksi tambahan ini merujuk pada uji coba rudal balistik Iran pada Minggu 29 Januari lalu. Tindakan ini serupa dengan tindakan yang diambil mantan Presiden AS, Barack Obama setelah Iran menguji coba rudal balistik.
Dilansir CNN, Jumat (3/2/2017), sekelompok senator bipartisan mengirimkan surat kepada Trump yang berisi pemimpin Iran harus merasakan tekanan yang cukup besar untuk menghentikan kegiatan nuklir ini.
"Kegiatan ini mensponsori kelompok teroris untuk melakukan serangan. AS harus menegakkan sanksi penuh dan tambahan kepada Iran," sebut surat itu.
Penasihat Trump, Michael Flynn sangat mengecam peluncuran uji coba nuklir balistik tersebut. Ia menyebutnya sebagai tindakan provokatif dari resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sementara, Iran membantah bahwa uji coba nuklirnya melanggar setiap mandat PBB.
"Sampai hari ini, kami secara resmi mengirimkan peringatan untuk Iran," ucap Flynn di ruang briefing Gedung Putih.
Penasihat pemerintah Iran, Ali Akbar Velayati malah menganggap peringatan AS tersebut tak berdasar. Ia juga mengatakan, AS tak puas dengan tindakan Trump dan melimpahkannya ke Iran.
Velayati mengecam Trump sebagai presiden yang tak punya pengalaman dan harus belajar kepada Obama.
"AS harus melihat kegagalannya di Afghanistan, Irak dan Suriah. Semua uji coba rudal Iran defensif dan kami tidak perlu meminta izin untuk melaksanakan kegiatan tersebut," pungkas Velayati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News