Bahkan, Trump berjanji akan mengungkap fakta sebenarnya mengenai tuduhan yang menimpa Rusia tersebut. Ia juga mengaku bahwa ia 'mengetahui banyak hal yang orang lain tidak tahu' mengenai peretasan.
"Saya hanya mengingatkan bahwa ini masalah serius. Mereka (badan intelijen) tidak tahu apa yang saya ketahui dan saya akan beritahu mereka. Ini tidak adil," kata Trump, seperti dikutip New York Times, Senin (2/1/2017).
"Saya mengetahui banyak soal peretasan. Peretasan sangat sulit untuk dibuktikan. Saya tidak yakin bukti yang dikeluarkan itu benar," lanjutnya lagi.
Ketika ditanya, apa saja yang ia tahu dan orang lain tidak tahu, Trump menjawab akan mengungkapkannya pada Selasa atau Rabu pekan ini.
"Tidak ada komputer yang aman. Saya memiliki anak usia 10 tahun dan ia bisa melakukan apa saja dengan komputer. Anda ingin sesuatu yang rahasia? Mungkin menulisnya dan mengirimkannya melalui kurir," tutur Trump lagi.
Berulang kali, Trump menyangkal bahwa kemenangannya didukung dan dibantu oleh Rusia. Ia juga mengatakan, tak mungkin Rusia meretas pemilu AS, apalagi dengan keterlibatan langsung Presiden Vladimir Putin.
"Peretasan hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang amat gemuk dan hanya bisa duduk atau tidur dengan mengoperasikan laptop atau komputer," ucap Trump.
Bebarengan dengan munculnya laporan baru dari FBI yang menunjukkan bukti-bukti bahwa Rusia meretas pemilu AS, Presiden Barack Obama pun memberikan sanksi kepada Rusia.
Sanksi tersebut berupa pengusiran 35 diplomat Rusia di AS dan penutupan dua kompleks Rusia di New York dan Maryland.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News