Temer dituntut mundur karena diduga menyalahgunakan kekuasaannya kepada salah satu menteri kabinet untuk hal pribadi.
Dilansir Washington Post, Senin (28/11/2016), rata-rata para pengunjuk rasa meminta agar pemakzulan Rousseff dibatalkan dan mengembalikan Rousseff menjadi presiden lagi.
"Saya di sini untuk melawan akar dari semua masalah yaitu pemakzulan tanpa sebab dan tidak berdasar," ucap seorang pensiunan yang ikut unjuk rasa.

Jalan utama di Sao Paulo penuh dengan ratusan, bahkan ribuan orang. Perwakilan dari partai politik dan gerakan sosial juga memrotes pendidikan dan perawatan kesehatan yang menurun sejak Temer menjabat.
Sementara, yang lainnya memprotes adanya korupsi yang merajalela di dunia politik Brasil, namun mereka tak hanya mengkritik pemerintahan saat ini. Tak hanya itu, mereka juga meminta adanya perumahan yang layak untuk rakyat.
Tak menanggapi protes rakyat, Temer malah mengatakan ia akan memblokade upaya persetujuan undang-undang yang memberikan amnesti kepada para politisi menerima sumbangan ilegal untuk kampanye mereka.
Usulan tersebut muncul di tengah penyelidikan atas kasus korupsi yang cukup besar di perusahaan minyak negara, Petrobras.
Temer yang menjabat sejak Mei lalu berjanji akan mengatasi korupsi yang terjadi di Brasil. Namun, beberapa anggota kabinetnya telah mengundurkan diri di tengah tuduhan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan dirinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News