Protes warga Venezuela menentang pemerintahan (Foto: AFP).
Protes warga Venezuela menentang pemerintahan (Foto: AFP).

Demonstrasi Mematikan Berlanjut, Venezuela Mundur dari OAS

Arpan Rahman • 27 April 2017 15:58
medcom.id, Caracas: Venezuela mengaku akan menarik diri dari Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), menuding campur tangan Washington dalam urusan dalam negeri mereka.
 
Pemerintah mengumumkan pengunduran tersebut setelah OAS memilih untuk mengadakan pertemuan para menteri luar negeri membahas krisis yang berkecamuk di Venezuela.
 
Sejumlah negera tetangga sudah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya kerusuhan di negara ini.
 
Protes kekerasan terhadap pemerintah berlanjut di Ibu Kota Caracas, pada Rabu 26 April. Seorang demonstran terbunuh. Dia terkena tabung gas air mata saat bentrokan dengan polisi.
 
Hampir 30 orang tewas sejak gelombang protes terhadap Presiden Nicolas Maduro dimulai, bulan lalu. Pemerintah Venezuela telah menuduh AS berusaha meruntuhkan Partai Sosialis Maduro.
 
Pada Rabu, Rodriguez mengatakan bahwa demonstrasi tersebut merupakan bagian dari upaya terorganisir untuk mengalahkan Revolusi Bolivarian Venezuela.
 
"Besok, kami akan mengajukan surat pengaduan ke OAS dan kami akan memulai proses yang akan memakan waktu 24 bulan," katanya dalam sebuah pernyataan di televisi, seperti dikutip BBC, Kamis 27 April 2017.
 
Koresponden BBC Amerika Latin Will Grant mengatakan langkah tersebut mengejutkan.
 
Ketegangan dalam organisasi -- dan di antara negara-negara tetangga Venezuela -- sudah berkembang karena apa yang dilihat oleh beberapa negara anggota: pemerintah mengabaikan demokrasi di tengah meningkatnya kerusuhan.
 
Rodriguez menuduh OAS memiliki standar ganda dengan berkonsentrasi pada apa yang terjadi di negaranya sembari mengabaikan dugaan pelanggaran demokrasi di Brasil. Presiden Maduro sering mengecam keras penggolongan tersebut.
 
Kehancuran ekonomi
 
Venezuela, negara kaya minyak, sedang mengalami krisis ekonomi yang serius.
 
Inflasi diperkirakan mencapai 700 persen tahun ini, menurut Dana Moneter Internasional, dan ada kekurangan barang pokok, termasuk obat-obatan.
 
Pihak oposisi menyalahkan kebijakan sosialis Maduro dan pendahulunya, Hugo Chavez, atas kehancuran ekonomi. Namun pemerintah mengatakan negara tersebut menderita akibat sabotase ekonomi yang dilakukan oleh elit bisnis.
 
Serangkaian demonstrasi terbaru dimulai setelah Mahkamah Agung mengambil alih kekuasaan dari Majelis Nasional yang dikuasai oposisi pada 29 Maret.
 
Keputusan ini dibalikkan, tiga hari kemudian, namun oposisi pendemo sudah berada di jalanan dalam jumlah besar, memanfaatkan kesempatan menyerang pemerintah Maduro.
 
Pihak oposisi menginginkan pemilu dipercepat dan pembebasan politisi yang ditangkap sejak presiden berkuasa pada 2013. Ribuan pendukungnya mengadakan demonstrasi di Caracas pada Rabu.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan