Angka tersebut muncul dalam laporan terbaru PBB, Kamis 20 Juli 2017.
Bukan hanya angka infeksi baru HIV dan kematian terus menurun, saat ini lebih banyak orang sedang menjalani pengobatan AIDS. Data ini dipublikasikan pada pembukaan konferensi sains AIDS di Paris, Prancis, Minggu mendatang.
"Di tahun 2016, sebanyak 19,5 juta dari 36,7 juta orang yang hidup dengan HIV memiliki akses terhadap pengobatan," kata UNAIDS.
Ini menandai pertama kalinya lebih dari setengah orang yang terinfeksi menerima pengobatan anti-retroviral. Pengobatan ini menjinakkan virus AIDS, tapi tidak membasminya.
"Kematian terkait AIDS sudah turun dari 1,9 juta di tahun 2005 menjadi satu juta pada 2016," kata para penulis laporan PBB.
Tahun 2016 terdapat 1,8 juta infeksi baru HIV, hampir separuh dari angka 3,5 juta pada 1997, lanjutnya.
Belum Dapat Disembuhkan
Secara keseluruhan, sebanyak 76,1 juta orang terinfeksi HIV -- virus yang menyebabkan AIDS -- sejak epidemi dimulai pada 1980-an. Sekitar 35 juta orang yang terinfeksi virus tersebut sudah meninggal dunia.
"Masyarakat dan keluarga (pengidap AIDS) mendapatkan harapan seiring AIDS yang semakin terpukul mundur," kata direktur eksekutif UNAIDS Michel Sidibe.
"Saat kita mengendalikan epidemi ini, sektor kesehatan meningkat dan negara menjadi lebih kuat," cetusnya, seperti dinukil Times of India dari rilis dari UNAIDS.org, Kamis 20 Juli 2017.
Sejauh ini belum ada vaksin yang dapat benar-benar menyembuhkan pasien dari AIDS. Pengidap yang terinfeksi HIV bergantung pada terapi anti-retroviral seumur hidup demi menghentikan replikasi virus.
Tanpa pengobatan, virus HIV dalam tubuh orang yang terinfeksi akan terus berkembang. Kondisi ini akan melemahkan sistem kekebalan tubuh yang dapat berujung fatal.
Pengobatan anti-retroviral memberikan efek samping dan harganya mahal, namun memungkinkan pengidap AIDS menjadi lebih sehat lebih lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News