Penolakan kerja sama diungkapkan melalui delapan lembar surat yang ditandatangani penasihat Gedung Putih, Pat Cipollone. Surat ditujukan kepada komite intelijen di Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin politisi Demokrat.
"Presiden Trump tidak dapat mengizinkan pemerintahannya berpartisipasi dalam penyelidikan partisan ini di bawah situasi apapun," ujar pernyataan di surat tersebut, dikutip dari laman AFP, Selasa 8 Oktober 2019.
"Penyelidikan Anda (Demokrat) tidak memiliki dasar konstitusi apapun. Penyelidikan juga tidak meliputi pretensi keadilan, atau bahkan hal-hal dasar lainnya."
Salah satu alasan penolakan oleh Gedung Putih fakta bahwa DPR AS tidak menggelar pemungutan suara resmi untuk meluncurkan penyelidikan pemakzulan.
Dasar dari penyelidikan pemakzulan adalah laporan seorang pembocor rahasia atau whistleblower. Laporan itu berisi dugaan Trump telah menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki Hunter Biden, anak Joe Biden -- kandidat calon presiden dari Demokrat.
Trump telah berbicara dengan Zelenskiy via telepon pada Juli lalu, namun ia mengaku tidak melakukan tekanan apapun. Demokrat telah meminta Gedung Putih untuk menyerahkan transkrip lengkap percakapan tersebut. Gedung Putih hanya memberikan memo berisi ringkasan percakapan.
Belum lama ini, whistleblower kedua muncul ke permukaan dan mengaku memiliki informasi langsung dan orisinal terkait skandal Ukraina.
Munculnya whistleblower kedua ini akan membuat Trump dan para pendukungnya semakin sulit untuk mendiskreditkan keterangan dari pembocor rahasia pertama. Sebelumnya, Trump pernah menyebut bahwa keterangan dari whistleblower pertama tidak akurat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News