Serangan tersebut mendapat kecaman dari Demokrat dan sejumlah Republikan. Beberapa anggota Senat AS dari kedua partai tersebut kemudian mendorong dikeluarkannya resolusi.
Jika berhasil lolos dari veto Trump, aturan tersebut mengharuskan presiden agar menghentikan semua permusuhan yang menargetkan Iran dalam waktu 30 hari kecuali jika secara eksplisit disetujui oleh Kongres. Resolusi didukung 47 Demokrat dan delapan Republikan,
Para senator asal Partai Republik yang mendukung resolusi itu adalah Susan Collins (R-Maine), Todd Young (R-Indiana), Jerry Moran (R-Kansas), Mike Lee (R-Utah), Rand Paul (R-Kentucky), Lisa Murkowski (R-Alaska), Bill Cassidy (R-Louisiana), dan Lamar Alexander (R-Tennessee).
Sebelumnya, Demokrat mengalahkan amandemen Senator Tom Cotton R-Arkansas, Yang akan mengempiskan resolusi melalui pengecualian untuk pasukan militer dalam operasi yang menargetkan kelompok-kelompok teroris yang ditunjuk.
Jika mulus, resolusi akan diserahkan ke Trump untuk diberikan tanda tangan. Meskipun demikian, Gedung Putih memperingatkan akan mengeluarkan veto atas resolusi tersebut.
"Sangat penting bagi keamanan negara kita bahwa Senat AS tidak memberikan suara untuk resolusi," cuit Trump sebelum pemungutan suara.
"Jika tangan saya diikat, Iran akan leluasa bermanuver. Mengirim sinyal yang sangat buruk," semburnya, dirilis dari UPI, Kamis 13 Februari 2020.
Enam puluh tujuh suara dibutuhkan Senat AS untuk mengesampingkan veto. Para pengamat menganggap jumlah suara tersebut tidak mungkin tercapai.
Tahun lalu, Senat AS gagal mempertahankan resolusi yang memerintahkan diakhirinya konflik di Yaman. Seperti diduga banyak pihak, resolusi itu diveto oleh Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News