medcom.id, Brasilia: Kota Chapeco, Brasil dipenuhi dengan air mata warga ketika menunggu kedatangan dari anggota tim sepakbola Chapecoense yang meninggal dalam kecelakaan pesawat di Kolombia.
Kecelakaan yang mengejutkan ini membuat seluruh Brasil berduka. Rasa duka diperlihatkan dengan menutupi sebagian besar gedung dengan warna hijau khas tum Chapecoense.
71 orang tewas dalam kecelakaan ini, sementara enam lainnya selamat. Sekitar 19 anggota tim Chapecoense tewas bersama dengan staf kepelatihan.
(Baca: Pesawat Membawa Pesepakbola Klub Brasil Jatuh di Kolombia).
(Baca: Pesawat Membawa Pesepakbola Klub Brasil Jatuh di Kolombia).
Pesawat jenis BAE 146 itu jatuh pada Senin 28 November di dekat Medellin, Kolombia. Laporan di media Brasil menyebutkan pesawat berputar selama 16 menit, saat pesawat lain melakukan pendaratan darurat. Tetapi bahan bakar pesawat yang terbang dari Bolivia ini tidak membawa bahan bakar cukup.
Sekitar 100 ribu fans dari Chapecoense menantikan kedatangan pahlawan mereka. Sebagian besar dari mereka tidak percaya apa yang tengah terjadi.
"Kami masih menunggu pahlawan kami untuk kembali. Kami tidak percaya. Tetapi kami yakin mereka tidak akan pernah kembali," ujar Sidnei de Oliveira Dias, seperti dikutip AFP, Sabtu (3/12/2016).
Peti jenazah dari korban kecelakaan pesawat ini tiba pada Sabtu pagi pukul 7.00 waktu setempat. Presiden Brasil Michel Temer akan hadir dalam upacara singkat di bandara. Temer akan memberikan penghormatan kepada korban dan menemui keluarganya.
"Namun Presiden Temer tidak hadir dalam stadion untuk menghadiri upacara penghormatan, terkait kekhawatiran protes politik," sebut penasihat Temer.
Maskapai LAMIA diberi peringatan
Lembaga Penerbangan Bolivia mengeluarkan peringatan terhadap ruter terbang maskapai LAMIA dari Bolivia ke Kolombia.
Pihak otoritas penerbangan itu mendesak agar maskapai mengubah rute penerbangan. Menurut otoritas penerbangan jarak tempuh 4 jam 22 menit dari Bolivia ke Kolombia setara dengan jarak tempuh maksimum pesawat BAE.
Sementara CEO LAMIA Gustavo Vargas mengatakan pihaknya sudah memeriksa pesawat dengan tepat, sebelum lepas landas. Menurutnya pesawat memiliki bahan bakar cukup untuk 4,5 jam.
"Adalah keputusan pilot untuk melakukan pemberhentian mengisi bahan bakar," tutur Vargas.
Ayah mertua dari pilot, Roger Pinto Molina yang hidup di Brasil, mengucapkan permintaan maafnya kepada rakyat Brasil. Dirinya menyatakan benar-benar menyesal dengan tragedi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id