Karang Mischief di Laut China Selatan yang diklaim oleh China (Foto: Reuters).
Karang Mischief di Laut China Selatan yang diklaim oleh China (Foto: Reuters).

Kapal Perang AS Lakukan Manuver di Laut China Selatan

Arpan Rahman • 25 Mei 2017 13:05
medcom.id, LWashington: Kapal perang Amerika Serikat telah berlayar dekat sebuah pulau buatan yang dibangun oleh China di Laut China Selatan. Manuver ini tantangan pertama terhadap klaim Beijing di perairan itu sejak Presiden Donald Trump mulai menjabat.
 
Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip oleh media AS, USS Dewey melewati 12 mil laut di Karang Mischief.
 
Tiongkok mengklaim hampir semua kawasan Laut Cina Selatan, termasuk terumbu karang dan pulau-pulau juga diklaim oleh negara-negara lain.
 
Dilansir BBC, Kamis 25 Mei 2017, AS menegaskan bahwa pihaknya dapat melakukan operasi di perairan internasional manapun.
 
Dikatakan bahwa AS tidak memihak dalam sengketa teritorial, namun telah mengirim kapal dan pesawat militer ke pulau-pulau yang disengketakan. Sembari beralasan soal "kebebasan navigasi" untuk memastikan akses ke jalur pengapalan dan penerbangan utama.
 
AS juga berulang kali mengkritik apa yang dilihatnya sebagai upaya Beijing membatasi kebebasan navigasi di perairan strategis.
 
Tiongkok sudah menyalakan alarm di wilayah tersebut dengan menguasai terumbu karang di Laut Cina Selatan sampai membangun pulau-pulau buatan dan menginstal beberapa posisi militer.
 
Baik AS dan Tiongkok saling menuduh "militerisasi" Laut China Selatan dan muncul kekhawatiran kawasan tersebut menjadi titik api dengan konsekuensi global yang serius.
 
Manuver AS terbaru cenderung membebani hubungan AS-Tiongkok sementara pemerintah Trump mencari kerja sama dengan Beijing demi menangani ambisi nuklir Korea Utara.
 
Awal bulan ini, jet tempur Tiongkok mencegat pesawat-pesawat jet AS yang menurut pejabat militer AS sedang dalam misi guna mendeteksi radiasi di wilayah udara internasional.
 
Tiongkok tidak berkomentar mengenai insiden tersebut -- di masa lalu mereka menuduh AS melakukan pengintaian di atas perairan pesisir Tiongkok.
 
Sengketa Laut China Selatan
 
- Kedaulatan atas dua rantai pulau yang tak berpenghuni, Paracel dan Spratly, dipertikaikan oleh Tiongkok, Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Malaysia.
 
- Tiongkok mengklaim bagian terbesar wilayah tersebut, dengan mengatakan bahwa hak-haknya sudah berabad-abad -- pada 1947, mereka mengeluarkan sebuah peta yang merinci klaimnya.
 
- Kawasan ini merupakan jalur pelayaran utama, lahan perikanan yang kaya, dan diperkirakan memiliki cadangan minyak serta gas yang melimpah.
 
- Konvensi PBB tentang Hukum Laut lazimnya memberi negara-negara zona ekonomi eksklusif hingga 200 mil laut dari garis pantai mereka -- ini akan membuat sebagian besar Kepulauan Spratly berada di perairan teritorial Filipina dan Malaysia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan