medcom.id, Washington: Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengekspresikan simpati atas serangan teror di Iran yang menewaskan 13 orang.
Pria bersenjata dan pelaku bom bunuh diri menyerang parlemen Iran dan sebuah kompleks makam Ayatullah Ruhollah Khomeini pada 7 Juni 2017. Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab.
"Kami berduka dan berdoa untuk korban tak berdosa dari serangan teroris di Iran, dan juga bagi warga Iran yang mengalami masa-masa sulit," kata Trump dalam sebuah pernyataan singkat, seperti dikutip AFP, Rabu 7 Juni 2017.
"Kami menggarisbawahi bahwa negara-negara yang mendukung terorisme berisiko turut menjadi korban," sambung dia.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan bahwa "terorisme tidak memiliki tempat di dunia yang damai dan beradab." Ia menyampaikan ucapan duka kepada korban serangan teror Iran beserta keluarganya.
Trump sejak lama menuduh Iran mendukung terorisme. Dalam masa kampanye kepresidenan tahun lalu, ia mengindikasikan bahwa salah satu prioritasnya adalah menghapus perjanjian nuklir Iran yang dibuat pada 2015.
Sebagai presiden, Trump melanjutkan sikap kerasnya terhadap Iran. Dalam sebuah kunjungan ke Iran, Trump menilai Teheran kini merasa semakin "berani" di bawah perjanjian nuklir. Meski mengkritik, sejauh ini Trump tidak mengotak-atik perjanjian tersebut.
Sebuah grup pemantau dari PBB mengonfirmasi pada Juni lalu bahwa Iran mematuhi poin-poin dalam perjanjian nuklir 2015.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id