Vaksin percobaan ini didesain untuk memacu produksi sistem antibodi anti-Ebola. Relawan yang menerimanya berhasil memproduksi antibodi tersebut dalam kurun waktu empat pekan. Sebagian relawan mendapat dosis vaksin lebih tinggi, dan memproduksi antibodi yang lebih banyak.
Sebagian relawan juga memproduksi sel imun berbeda yang dimanakan Sel T. Sel ini dapat menjadi faktor penting dalam menghilangkan Ebola dari seseorang.
"Menstimulasi kedua tipe imunitas ini merupakan faktor yang menjanjikan," ucap Dokter Anthony Fauci, Kepala NIH bagian Alergi dan Penyakit Menular, seperti dikutip Associated Press.
Peneliti melaporkan tidak adanya efek samping serius dalam vaksin eksperimental. Namun dua relawan yang menerima dosis tinggi sempat mengalami demam tinggi hingga 39 derajat Celcius, yang hilang dalam hitungan hari.
Fauci mengatakan pada Kongres AS jika hasil tes menggembirakan, maka percobaan dalam skala besar dapat dilakukan di Afrika Barat pada awal 2015.
Ilmuwan berlomba menciptakan cara membunuh Ebola yang telah menewaskan lebih dari 5.600 orang di Afrika Barat, yang sebagian besar terjadi di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News