Dalam sebuah pernyataan resmi, seperti dilansir AFP, Kamis 26 Oktober 2017, Badan Arsip Nasional AS mengaku telah merilis 2.891 dokumen terkait pembunuhan JFK sesuai perintah dari Presiden Donald Trump. Pembunuhan JFk terjadi pada 22 November 1963.
Sejumlah peneliti pembunuhan JFK menyebut rilisnya serangkaian dokumen ini kemungkinan tidak akan menguak keseluruhan misteri. Dokumen-dokumen ini juga diperkirakan tidak akan menghentikan banyak teori konspirasi seputaran JFK.
Salah satu dokumen adalah transkrip percakapan bertanggal 24 November 1963, antara JFK dengan J. Edgar Hoover yang berprofesi sebagai kepala FBI saat itu.
Transkrip itu menyebutkan Hoover telah memberitahu polisi tentang adanya ancaman terhadap Lee Harvey Oswald pada malam hari sebelum dirinya dibunuh. Hoover mengatakan polisi tidak segera bertindak meski ia telah melaporkannya.
Komisi Warren, yang menginvestigasi penembakan Kennedy, menyebut bahwa Oswald yang merupakan mantan penembak jitu, beraksi seorang diri saat membunuh JFK.
Serangkaian dokumen yang dirilis Arsip Nasional berjumlah besar dan meliputi banyak aspek, mulai dari tumpukan memo FBI hingga wawancara dengan sejumlah warga Dallas.
Trump mengatakan dalam sebuah memorandum bahwa dirinya sepakat menahan beberapa dokumen JFK. "Departemen dan agensi eksekutif telah meminta agar beberapa informasi tidak dibuka atas alasan keamanan dan masalah hukum dan urusan luar negeri," tutur dia
"Saya tidak punya pilihan selain menerimanya. Saya tidak mau membahayakan keamanan nasional," lanjut Trump.
Trump memberikan waktu kepada sejumlah departemen dan agensi hingga enam bulan, tepatnya 26 April 2018, untuk menjelaskan mengapa ada beberapa dokumen yang tidak boleh dimunculkan ke publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News