Unjuk rasa hampir terjadi setiap hari di Venezuela di bawah kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro. (Foto: Cristian Hernandez/EPA)
Unjuk rasa hampir terjadi setiap hari di Venezuela di bawah kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro. (Foto: Cristian Hernandez/EPA)

Pemimpin Oposisi Dilarang Nyapres, Ribuan Warga Venezuela Protes

Arpan Rahman • 09 April 2017 19:42
medcom.id, Caracas: Polisi di Venezuela melepaskan gas air mata dan peluru karet ke arah ribuan pengunjuk rasa di sejumlah ruas jalan Caracas, Sabtu 8 April 2017. 
 
Tembakan gas dan peluru mewarnai gerakan protes selama sepekan yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
 
Ribuan orang, banyak di antaranya membentang spanduk “Diktator Maduro!” dan “Pemilu sekarang!," mendukung pemimpin oposisi yang dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan umum, Henrique Capriles. Mereka tumpah-ruah dalam pawai di seantero negeri melawan presiden sayap kiri yang tidak populer, Nicolas Maduro.

Ajang demonstrasi di ibu kota dan sejumlah kota lain muncul sehari sesudah pemerintah Maduro melarang Capriles terlibat dalam dunia politik selama 15 tahun ke depan.
 
Larangan itu memuncaki 10 hari tindakan keras penuh gejolak yang mempertontonkan sejumlah kelompok pro pemerintah menyerang beberapa pemimpin oposisi.
 
Protes itu dipicu keputusan Mahkamah Agung untuk menggusur legislatif yang dikuasai oposisi dari jejak-jejak terakhir kekuasaan. Putusan tersebut kemudian berbalik di tengah kecaman internasional yang luas, dan bahkan perbedaan pendapat dalam kepemimpinan sosialis yang biasanya disiplin di bawah kepemimpinan Maduro.
 
“Tidak ada yang bisa mendiskualifikasi rakyat Venezuela,” kata Capriles dari atas panggung, Sabtu 8 April 2017. Saat itu, ia meminta pengunjuk rasa berbaris ke kantor ombudsman di pusat kota, seperti dilansir Guardian, Minggu 9 April 2017.
 
Demo Paling Agresif
 
Manakala lautan pengunjuk rasa mendekati markas perusahaan minyak yang dikelola negara PDVSA, mereka dihujani peluru karet dan diselubungi tirai gas air mata. Polisi antihuru-hara berlarian di jalanan, berusaha menghindari segala benda yang dilemparkan dari massa dari bangunan tinggi. 
 
Sekelompok kecil pemuda berusaha membakar gedung Mahkamah Agung, namun berakhir gagal. 
 
Kekerasan dikutuk pimpinan oposisi, namun tetap menyalahkan Maduro yang dinilai memicu huru-hara. Mereka menyerukan protes susulan pada Senin 10 April 2017. 
 
Setidaknya 17 orang dirawat karena cedera, menurut Ramon Muchacho, wali kota sebuah distrik Caracas di mana demonstrasi berlangsung.
 
Sebagai sosok paling dominan dalam oposisi selama satu dekade terakhir, Capriles telah berada di garis depan protes. Aksi demo ini paling agresif sejak gelombang kerusuhan anti-pemerintah pada 2014, di mana puluhan orang tewas di tangan pasukan keamanan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan