"Saya cukup kecewa karena negara-negara anggota PBB gagal menyerukan penyelidikan internasional untuk para pelaku pembunuh Khashoggi," kata Kaye, dikutip dari situs berita UN News, Rabu Oktober 2018.
"Entah itu lewat Dewan Keamanan, Dewan HAM PBB atau mendesak Sekretaris Jenderal untuk meluncurkan penyelidikan itu," lanjut dia.
Mengenai bentuk investigasinya, Kaye menganjurkan ada badan investigasi yang terdiri minimal lima orang. Tak hanya itu, badan independen ini juga harus mengevaluasi informasi dan laporan dari otoritas Turki selama ini.
Turki merupakan pihak pertama yang vokal dalam kasus Khashoggi. Ankara juga yang pertama kali menyebut Khashoggi tewas di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
"Jika penyelidikan tidak dilakukan, fakta-fakta akan terus diperdebatkan tanpa kita tahu siapa pelakunya," tegas Kaye.
Baca: Rentetan Peristiwa usai Pidato Erdogan soal Khashoggi
Kematian Khashoggi, ujar dia, merupakan serangan terhadap kebebasan pers di dunia. Terlebih kejadian itu diduga terjadi di lingkungan diplomatik, yaitu di Konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Kaye juga menegaskan bahwa dirinya akan membuat laporan ke PBB terkait teknologi komersial yang digunakan sejumlah negara untuk memata-matai wartawan.
Hingga saat ini, kematian Khashoggi masih menjadi misteri. Arab Saudi menegaskan bahwa Khashoggi tewas di dalam gedung konsulat karena berkelahi. Namun, Turki yakin Khashoggi memang dibunuh tak lama usai dirinya masuk ke gedung tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News