Penjaga di Penjara Guantanamo (Foto: AFP)
Penjaga di Penjara Guantanamo (Foto: AFP)

Obama Desak Rencana Penutupan Penjara Teroris di Guantanamo

Fajar Nugraha • 24 Februari 2016 09:28
medcom.id, Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyuguhkan rencana jelas untuk menutup penjara Guantanamo. Dia berharap penutupan bisa dilakukan sebelum dirinya lengser.
 
Sebelum menjabat sebagai Presiden, Obama berkampanye untuk menutup penjara yang diisi para tersangka teroris. Menurutnya, penjara itu merupakan merusak reputasi Amerika dan menjadi katalis bagi para militan.
 
"Saya tidak ingin menyerahkan masalah ini kepada presiden berikutnya," ujar Obama, seperti dikutip Associated Press, Rabu (24/2/2016).

"Selama bertahun-tahun, jelas bahwa fasilitas penahanan di Guantanamo tidak membantu keamanan nasional AS. Justru hanya melemahkan," tegasnya.
 
Dalam keterangannya, Obama pun memaparkan rencana pengerahan dana USD290-USD475 juta untuk memindahkan 91 tahanan teroris dan dipindahkan ke salah satu dari 13 fasilitas di AS. Namun tidak dijelaskan nama fasilitas itu.
 
Selama hampir delapan tahun kekuasaannya, Obama mencoba untuk menutup penjara itu. Namun upayanya terus diadang Kongres AS, Kementerian Pertahanan dan bahkan beberapa pihak di Partai Demokrat sendiri.
 
Ketika masih menjadi kandidat dan presiden, Obama berargumen bahwa penahanan jangka panjang tanpa persidangan dari tahanan Guantanamo telah merusak citra Amerika.
 
"(Guantanamo) telah merusak citra AS di dunia. Ini sangat penting karena menutup sebuah bab dalam sejarah negara ini," tegas Presiden kulit hitam AS pertama itu.
 
Sedangkan, Kongres AS yang dikuasai Partai Republik sudah beberapa kali memblokade jalan untuk menutup fasilitas itu. Mereka juga melarang transfer tahanan ke dalam wilayah AS.
 
"Presiden Obama belum bisa meyakinkan rakyat Amerika bahwa memindahkan teroris di Guantanamo ke wilayah kita, adalah langkah yang aman," tutur Ketua DPR AS Paul Ryan, yang berasal dari Partai Republik.
 
"(Rencana Obama) melanggar aturan dan memindahkan tahanan teroris ke tanah Amerika merupakan sebuah pelanggaran besar. Kami tidak akan merusak keamanan nasional demi janji masa kampanye," pungkas Ryan.
 
Presiden Obama pun meminta rapat dengar pendapat mengenai rencana penutupan ini. Dia ingin masalah ini mendapatkan penilaian yang adil.
 
Di penjara Guantanamo banyak nama-nama yang dianggap berbahaya dalam lingkup terorisme. Salah satunya adalah seorang warga negara Indonesia (WNI), Hambali.
 
Hambali ditangkap dalam operasi bersama antara polisi Thailand an CIA pada 11 Agustus 2003. Bersamanya ditangkap pula istrinya, Noralwizah Lee Abdullah yang merupakan warga negara Malaysia.
 
Pada 2006, Human Rights Watch (HRW) menyebutkan Hambali dipenjara di Yordania. Presiden AS George W.Bush mengetahui adanya perpindahan 14 tahanan teroris CIA ke Guantanamo pada 2006. 14 tahanan teroris berbahaya itu, salah satu di antaranya adalah Hambali. Sementara istrinya ditahan oleh pihak Malaysia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan