"Kami menegaskan kembali pentingnya melanjutkan koordinasi dengan Korea Utara untuk mencapai denuklirisasi lengkap," ucap Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, dilansir dari laman AFP, Rabu, 9 Oktober 2019.
Pemerintahan Kim Jong-un menolak menggelar dialog lebih lanjut terkait isu nuklir sebelum Amerika Serikat mengambil 'sebuah langkah substansial' dalam mengakhiri 'kebijakan bermusuhan' terhadap Pyongyang.
Korut juga menuding AS telah menyalahgunakan perundingan nuklir di Swedia hanya demi kepentingan politik domestik. Tidak hanya itu, Pyongyang juga kesal karena Washington mengklaim kedua negara siap bertemu lagi dalam dua pekan ke depan.
"Kami tidak berniat untuk menggelar negosiasi seperti ini lagi. AS harus mengambil langkah substansial untuk menghentikan secara menyeluruh kebijakan bermusuhan terhadap Korut," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut.
Saat Korut ditanya apakah akan kembali ke Stockholm dalam dua pekan ke depan, utusan khusus Kim Myong-gil meminta awak media untuk melayangkan pertanyaan tersebut kepada AS.
Masih dari keterangan jubir Kemenlu Korut, ia menyebut masa depan dialog nuklir dan bilateral kedua negara "tergantung dari sikap AS, dan akhir tahun ini adalah tenggat waktunya."
Diskusi di Stockholm merupakan harapan di tengah mandeknya negosiasi nuklir antara AS dan Korut. Negosiasi tersendat meski Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un telah tiga kali bertemu -- dua Konferensi Tingkat Tinggi dan satu pertemuan informal di Zona Demiliterisasi (DMZ).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News