Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, David R. Stilwell, di @America di Jakarta, Minggu 1 September 2019. (Foto: Medcom.id/Marcheilla Ariesta)
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, David R. Stilwell, di @America di Jakarta, Minggu 1 September 2019. (Foto: Medcom.id/Marcheilla Ariesta)

Perang Dagang Respons AS atas Komitmen Tiongkok

Marcheilla Ariesta • 01 September 2019 21:02
Jakarta: Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi momok menakutkan bagi komunitas internasional. Pasalnya, perang dagang ini dapat berpengaruh pada ekonomi di negara-negara lain.
 
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, David R. Stilwell mengatakan perang dagang merupakan respons AS terhadap Tiongkok yang mangkir dari komitmennya.
 
"Perang dagang antara AS dengan Tiongkok memang sesuatu yang telah lama terjadi. AS hanya menanggapi tren terhadap kurangnya komitmen Tiongkok terhadap perjanjian yang ada," kata Stilwell di @America, Jakarta, Minggu, 1 September 2019.

Stilwell menuturkan salah satu komitmen yang dilanggar Beijing adalah perjanjian World Trade Organization (WTO). Karenanya, lanjut Stilwell, Presiden AS Donald Trump dirasa berhak menuntut Tiongkok.
 
"Jadi Presiden Trump berhak menuntut Tiongkok untuk memenuhi komitmen mereka," imbuhnya.
 
Perang dagang Tiongkok dan AS dinilai sejumlah pihak sudah semakin parah. Kedua negara mulai memberlakukan tarif tambahan terhadap produk impor masing-masing mulai 1 September 2019. 
 
Pemberlakuan itu menyusul peningkatan tensi perang dagang yang terjadi antara kedua negara, meskipun AS dan Tiongkok sempat menunjukkan tanda-tanda negosiasi untuk dilanjutkan bulan ini.
 
Babak baru tarif Washington untuk beberapa produk Tiongkok dan sebaliknya dijadwalkan mulai berlaku pukul 04.01 GMT atau 11.01 WIB. 
 
Pemerintahan Trump akan mulai mengumpulkan tarif 15 persen atas impor Tiongkok yang bernilai lebih dari USD125 miliar, termasuk speaker pintar, headphone bluetooth dan alas kaki. 
 
Sebagai bentuk pembalasan, Beijing akan mulai mengenakan tarif 5 persen pada minyak mentah Washington. Ini merupakan kali pertama minyak AS menjadi sasaran sejak dua negara ekonomi terbesar di dunia memulai perang dagang lebih dari setahun lalu. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan