Baru-baru ini pun Tasya membagikan semua pengalaman melahirkannya melalui Instagram story. Yang menarik adalah metode kelahiran yang Tasya pilih, sebuah metode yang baru saja diterapkan di Indonesia.
Diketahui bahwa metode ERACS merupakan metode kelahiran caesar dengan masa pemulihan yang lebih cepat daripada metode yang biasa. Tasya Kamila memilih metode ini karena pada kelahiran anak pertama, Ia membutuhkan hampir 24 jam hanya untuk bisa duduk tegak.
“Overall sih proses pemulihannya lebih cepat ya. Dulu pas anak pertama aku baru bisa duduk tegak itu 24 jam pasca operasi. Kata dokter memang setiap orang punya masa recovery yang beda-beda," jelas Tasya Kamila, dikutip dari suara.com, dalam sesi jumpa pers pasca persalinan anak kedua di RSIA Brawijaya.
Saat ditanya gejala apa saja yang dirasakan pasca operasi menggunakan ERACS, Tasya menjawab, “Aku ngerasa pusing, muntah-muntah terus gatal-gatal. Mungkin itu efek samping dari anastesinya,” Karena sesuai apa yang Tasya bagikan di Instagramnya (2/1/2023), dokter menginformasikan bahwa Tasya aleri terhadap morphin.
"Enam jam pasca operasi aku masih keleyengan. Terus baru bisa jalan setelah 15 jam. Kalau kata dokter, pasien lain ada yang dua jam setelah operasi saja sudah duduk. Dalam enam jam juga sudah bisa jalan dan mandi," jelas Tasya.
Hal ini kemungkinan terjadi karena Tasya tidak meminum obat dengan standard ERACS, sehingga pemulihannya tidak secepat Ibu lain yang juga melaksanakan persalinan dengan metode ini.
Namun, dibalik semua itu, Tasya merasa bersyukur Ia bisa melahirkan dengan lancar, dan dengan kondisi bayi yang sehat.
“Berat badannya 3,5 kilogram, panjangnya 50 sentimeter. Alhamdulillah lahir dengan sehat dan selamat," ucap Tasya Kamila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
