Chef Juna mengungkapkan hal itu dua tahun lalu saat menjadi bintang tamu dalam podcast Ancur di Channel YouTube Musemediaid. Melihat kisruh mengenai food vlogger saat ini, potongan video Chef Juna itu kemudian kembali viral di media sosial.
Pernyataan Chef Juna itu lantas dikait-kaitkan oleh warganet dengan kasus food vlogger Farida Nurhan dan Codeblue yang kini tengah ramai menjadi perbincangan publik.
Adapun, perseteruan antar food vlogger ini bermula saat Farida Nurhan mengkritik review Aa Juju dan Codeblue terhadap Warung Oseng Nyak Kopsah Bang Madun. Farida Nurhan dan Codeblue saling berikan sindiran lewat unggahan Instagram masing-masing.
Bahkan, saat ini Codeblue melayangkan somasi untuk Farida Nurhan alias Omay yang sengaja membongkar identitasnya. Padahal, sebelumnya Codeblue merupakan food vlogger yang tak pernah memperlihatkan identitasnya sama sekali ke publik.
Sementara itu, dalam potongan video yang beredar, Chef Juna mengatakan bahwa ulah sejumlah food vlogger yang sotoy itu merusak dan menodai profesi chef profesional.
"Dunia kami chef atau FnB industri itu sudah sedikit ternodai dengan banyaknya orang-orang yang sok jadi foodie. Food blogger yang sotoy dan sebagainya itu merusak profesi kita," kata Chef Juna.

foto: tangkapan layar Youtube
Menurut Chef Juna, para food vlogger itu sebenarnya tidak memiliki kapasitas untuk mengomentari makanan ataupun bisnis FnB. Chef Juna mengatakan orang-orang tersebut semestinya tidak asal membuat ulasan tentang makanan.
Kebanyakan food vlogger yang mereview makanan itu datang dengan latar belakang yang tidak ada hubungannya dengan kuliner. Chef Juna menilai hal ini sangat berbeda dengan zaman dulu, dimana dulu orang yang kerap memberikan ulasan makanan memang merupakan seorang profesional di bidang kuliner.
Mereka memiliki wadah khusus untuk memberikan ulasannya. Bahkan di Amerika, dulu ada surat kabar atau majalah ternama yang benar-benar membutuhkan food vlogger, tetapi itu direkrut oleh orang-orang ahli pada bidangnya.
Namun, sejak media sosial menjadi maju, banyak orang yang datang dan mengklaim dirinya sebagai food vlogger. Mereka kemudian memberi ulasan sebagai konten mereka sendiri.
"Zaman sekarang, karena dengan media sosial, mereka bisa ngoceh ngalor-ngidul, mereka nge-rate makanan kita yang mereka tidak tahu kita banting tulang setengah mampus dan pengorbanan banyak," lanjut Chef Juna.
Terakhir, Chef Juna juga mengatakan bahwa sekarang kebanyakan food vlogger datang ke tempat makan karena dibayar, bukan karena mereka memiliki keahlian di dunia kuliner.
"Dan mohon maaf, yang namanya food vlogger itu bayaran semua, mereka dibayar untuk datang dan nulis yang bagus-bagus," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News